Meskipun inovasi ini menawarkan kemudahan, penggunaan data biometrik tidak lepas dari kekhawatiran terkait privasi dan keamanan. Beberapa pihak mengkritisi bagaimana data sensitif ini akan dikelola dan dilindungi.
Sebagai langkah antisipasi, Mastercard memastikan bahwa seluruh data pelanggan dienkripsi secara ketat untuk menjaga privasi mereka.
Dengan perlindungan ini, pengguna dapat merasa lebih aman saat menggunakan teknologi pembayaran biometrik.
Selain untuk pembayaran sehari-hari, Mastercard melihat potensi besar teknologi ini dalam mendukung pengembangan ekosistem metaverse.
Metaverse adalah dunia virtual di mana pengguna dapat bekerja, bersosialisasi, atau melakukan transaksi ekonomi. Teknologi biometrik dapat menjadi fondasi utama untuk infrastruktur pembayaran di dunia virtual tersebut.
BACA JUGA:Aksi Mogok Pekerja Volkswagen Dimulai, PHK dan Pemotongan Gaji Jadi Isu Utama
BACA JUGA:Robot Medis dalam Dunia Kesehatan: Dari Tujuan hingga Etika Penggunaan
Ajay Bhalla mengungkapkan, "Kami sedang mempersiapkan teknologi ini untuk masa depan metaverse."
Dengan meningkatnya minat pada dunia virtual, teknologi pembayaran seperti ini dapat memberikan pengalaman yang lebih seamless bagi penggunanya.
Inovasi pembayaran biometrik yang diusung Mastercard merupakan langkah revolusioner dalam industri keuangan. Tidak hanya mempermudah proses belanja, tetapi juga membuka peluang besar untuk integrasi dengan teknologi masa depan seperti metaverse.
Meskipun demikian, keberhasilan implementasi teknologi ini sangat bergantung pada seberapa baik isu keamanan dan privasi data dapat diatasi.
BACA JUGA:Wow, Indonesia Kuasai TikTok! Durasi Nonton dan Jumlah Pengguna Tembus Rekor
BACA JUGA:Jadwal Timnas Indonesia di ASEAN Cup 2024, Justin Hubner dan Ivar Jenner Absen Membela Garuda
Dengan pendekatan yang tepat, pembayaran berbasis biometrik dapat menjadi standar baru dalam dunia perdagangan global.