Berkat kandungan seratnya yang tinggi, beras shirataki sangat baik untuk pencernaan. Serat ini dapat membantu melembutkan tinja, memudahkan pembuangannya, dan cocok bagi mereka yang sering mengalami sembelit.
Lebih dari itu, glukomanan berfungsi sebagai prebiotik, yang berarti memberi nutrisi bagi bakteri baik dalam usus.
Keseimbangan bakteri baik ini penting untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan, serta mendukung sistem kekebalan tubuh. Dengan saluran pencernaan yang sehat, proses pencernaan dan penyerapan nutrisi juga akan lebih optimal.
BACA JUGA:Honda PCX 125 Model 2025 Resmi Diluncurkan di Eropa dengan Pembaruan Menarik
BACA JUGA:3x3 Competition Bhayangkara Sumsel Basketball Resmi Digelar, 130 Tim Siap Berlaga Seru!
Perhatian: Efek Samping yang Mungkin Terjadi
Meski beras shirataki memiliki banyak manfaat, konsumsi berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan pada sebagian orang.
Kandungan serat glukomanan yang tinggi kadang dapat memicu perut kembung atau bahkan diare, terutama jika tubuh belum terbiasa dengan asupan serat yang tinggi.
Untuk mengurangi risiko ini, konsumsi beras shirataki sebaiknya diselingi dengan sumber karbohidrat berserat lainnya, seperti beras merah, beras basmati, atau beras porang.
BACA JUGA:Lo Capitano, Kisah Haru Dua Remaja Imigran Gelap yang Mencari Harapan
BACA JUGA:BRI Gandeng Jutaan Agen BRILink, Apa Untungnya Buat Kita?
Hal ini akan memberikan variasi nutrisi dan mencegah tubuh bergantung pada satu jenis makanan saja.
Jika setelah mengonsumsi beras shirataki Anda merasakan gejala gangguan pencernaan seperti diare atau kembung, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.
Ini agar Anda mendapatkan saran yang tepat mengenai pola makan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh Anda.
Tips Mengolah dan Mengonsumsi Beras Shirataki
BACA JUGA:Honda PCX 125 Model 2025 Resmi Diluncurkan di Eropa dengan Pembaruan Menarik