Pelatihan ini memberikan banyak manfaat bagi pelaku usaha lokal, seperti Ade Ariyanti, pemilik Sambal Mak Kocai.
Ade mulai merintis usaha sambalnya secara tradisional setelah terdampak PHK di masa pandemi Covid-19.
Berawal dari kebutuhan masyarakat akan sumber vitamin C, produk sambalnya diterima dengan baik dan mampu bertahan hingga kini.
Pelatihan Ekspor bagi pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai hasil kolaborasi antara BRI, BRI Research Institute (BRIRIns), dan PPEJP.--foto: dok. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI)
“Melalui pelatihan ini, saya mendapatkan ilmu berharga untuk memperluas pasar produk Sambal Mak Kocai,” ungkap Ade dengan penuh semangat.
Ia berharap pelatihan ini dapat membawa usahanya ke pasar internasional dan meningkatkan omset usahanya.
Teuku Akmal, pelaku UMKM lainnya yang memiliki bisnis fesyen, juga merasakan manfaat serupa. Dimulai pada 2019, Teuku menghadirkan produk scarf dan outer scarf yang memadukan unsur kearifan lokal Indonesia.
“Pelatihan ini memberi saya banyak wawasan untuk memulai ekspansi ke pasar global,” ujarnya. Ia berharap bisnisnya bisa tumbuh dan berkembang hingga dapat melakukan ekspor ke berbagai negara.
Dengan program pelatihan ekspor ini, BRI Peduli membantu UMKM Indonesia siap bersaing di pasar global, memberikan dukungan, dan membangun kepercayaan diri pelaku usaha lokal untuk mengembangkan potensi mereka di kancah internasional.