PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Kasus kekerasan terhadap anak secara nasional dan khususnya di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), masih menjadi pekerjaan rumah bagi seluruh pihak terkait.
Pasalnya, menurut Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sumatera Selatan (DPPPA Sumsel), Fitriana mengatakan, kasus kekerasan terhadap anak di Sumatera Selatan tercatat masih cukup tinggi yakni sekitar 564 kasus dari Januari hingga September 2024.
Sementara, bentuk kekerasan anak bervariasi. Mulai dari kekerasan fisik, kekerasan seksual, perdagangan orang, penelantaran, dan lainnya.
Untuk daerah dengan kasus kekerasan anak tertinggi di Sumatera Selatan yakni Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
BACA JUGA:Umroh Bersama Holiday Angkasa Wisata, 433 Jemaah Berangkat dengan Charter Lion Air
BACA JUGA:DP3A Palembang Perkuat Gugus Tugas Kota Layak Anak untuk Antisipasi Kekerasan Terhadap Anak
“Kita ini hampir rata, tapi yang lebih dominan di Kabupaten OKI ya. Angka kekerasan ada 564 secara umum dan itu berbagai kasus, ada fisik, seksual, perdagangan orang, dan juga kasus-kasus lain,” ujar Kepala DPPPA Sumsel Fitriana.
Fitriana, Kepala Dinas PPPA Sumsel.-Sandy Pratama-PALTV
Ditambahkan Kepala DPPPA Sumsel, Fitriana, mayoritas pemicu kasus kekerasan terhadap anak di Sumatera Selatan di antaranya yakni kesalahan pola asuh dari orang tua, hingga kebiasaan anak memainkan gawai.
“Penyebabnya seperti kurangnya pola asuh dari orang tua. Orang tua harus memperhatikan penggunaan gadget pada anak. Karena pengawasan penggunaan gadget ini bisa mengurangi kekerasan, karena kekerasan anak timbul biasanya dari menonton film dengan unsur kekerasan, pornografi, dan lainnya,” terang Fitriana.
Untuk menekan tingginya angka kekerasan terhadap anak di Sumatera Selatan dibutuhkan kerjasama Pentahelix, seperti dari pemerintah, media massa, akademisi, masyarakat dan lainnya.
BACA JUGA:Perkasa Guard, Meningkatnya Tren Jasa Pengawalan Eksklusif di Palembang
BACA JUGA:Kanwil Kemenkumham Sumsel Gelar Rapat Verifikasi Desa/Kelurahan Sadar Hukum di Palembang
“Ini adalah tugas kita bersama. Kita kerjanya Pentahelix, jadi media harus hadir, pemerintah, kemudian akademisi, masyarakat, dan juga CSR,” tutup Kepala DPPPA Sumsel, Fitriana.