Hal ini disebabkan oleh kenaikan harga barang input serta pandangan yang lebih pesimis terhadap prospek usaha.
BACA JUGA:Cara Baru Promosi! Kolaborasi dengan KAI Divre III Palembang untuk Branding di Transportasi
BACA JUGA: Goggle Percepat Peluncuran Android 16: Fitur AI Terbaru untuk Pengguna Android
Dari sudut pandang sektoral, banyak sektor UMKM mengalami perlambatan, dengan sektor pertanian dan hotel/restoran bahkan mengalami kontraksi.
Penurunan aktivitas sektor pertanian pasca panen raya dan musim kemarau yang kering mengakibatkan penurunan produksi.
Sektor hotel dan restoran pun merasakan dampak yang sama setelah periode libur yang sebelumnya meningkat permintaannya.
Namun, sektor pertambangan menunjukkan pertumbuhan berkat kondisi yang mendukung, terutama untuk penambangan pasir dalam proyek konstruksi dan kebutuhan air bersih.
Sektor industri, perdagangan, dan pengangkutan masih melanjutkan ekspansi, berkat kenaikan harga jual dan permintaan yang tetap stabil.
Meski demikian, optimisme pebisnis UMKM tetap terjaga untuk kuartal mendatang, dengan Indeks Ekspektasi Bisnis UMKM mencatat 122,3.
Namun, angka ini juga menurun dibandingkan kuartal sebelumnya, menandakan perlambatan dalam aktivitas usaha ke depan.
Penurunan ini diakibatkan oleh melemahnya daya beli, persaingan yang semakin ketat, dan awal musim tanam yang akan datang.
Indeks Sentimen Bisnis UMKM juga mencerminkan ketidakpastian, berada di level 115,1, dengan Indeks Situasi Sekarang menurun tajam ke 94,1.
Hal ini menunjukkan bahwa pelaku UMKM mulai meragukan prospek ekonomi dan keberlangsungan usaha mereka.
Tidak hanya itu, kepercayaan UMKM terhadap kemampuan pemerintah juga mengalami penurunan, dengan Indeks Kepercayaan Pelaku UMKM kepada Pemerintah (IKP) di level 125,9.
Pebisnis UMKM memberikan penilaian tertinggi pada kemampuan pemerintah dalam menciptakan rasa
aman (144,2) dan penyediaan infrastruktur (138,2), tetapi penilaian terendah terkait kemampuan pemerintah dalam menstabilkan harga barang dan jasa (110,5).