Pasar motor sport fairing juga sangat segmented, di mana pembelinya didominasi oleh kalangan muda berusia antara 17 hingga 26 tahun.
Seiring berjalannya waktu, konsumen di segmen usia tersebut mulai beralih ke motor yang lebih multifungsi, seperti motor matic yang lebih praktis dan nyaman digunakan dalam berbagai situasi.
Harga yang Semakin Mahal
Salah satu faktor lainnya yang turut menyebabkan penurunan minat terhadap motor sport fairing 150cc adalah harga yang semakin mahal.
BACA JUGA:Sering Ngebut & Ugal Ugalan, Kenapa Sunmori Tidak Ilegal ?
BACA JUGA:Eternal Strands: Mengungkap Keajaiban Unreal Engine 5
Sebagai contoh, Yamaha R15 V4 dijual dengan harga sekitar Rp41 juta, sedangkan Honda CBR 150 ABS dipasarkan di kisaran Rp43 juta.
Suzuki GSX-R150 juga tidak jauh berbeda, dengan harga sekitar Rp38 juta untuk versi tertingginya. Di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu, harga motor sport 150cc ini dianggap terlalu tinggi untuk motor dengan fungsi terbatas.
Kondisi ini juga memicu fenomena "mending-mending" di kalangan konsumen.
Banyak yang berpikir lebih baik membeli motor bekas dengan kapasitas mesin yang lebih besar, seperti Ninja 250 second yang harganya mendekati motor sport fairing 150cc baru, namun dengan performa yang jauh lebih baik.
BACA JUGA:Akankah Mobil Bensin Jadi Barang Antik? Revolusi Listrik Mengguncang Dunia
BACA JUGA:Mendorong Inovasi! Kemenkumham Sumsel Kembangkan Kekayaan Intelektual Produk Unggulan Ogan Ilir
Pasar Motor Bekas yang Turut Terkena Dampak
Penurunan minat terhadap motor sport fairing 150cc juga dirasakan di pasar motor bekas. Banyak pemilik motor sport fairing yang menjual motornya, namun sulit menemukan pembeli yang berminat.
Konsumen motor bekas cenderung lebih memilih motor yang lebih multifungsi seperti motor matic, yang tidak hanya dapat digunakan untuk gaya, tetapi juga lebih praktis untuk kebutuhan sehari-hari.
Motor sport fairing 150cc, yang dulunya menjadi simbol gengsi di kalangan anak muda, kini mulai kehilangan pamornya.