Film ini tidak terasa menggurui, meskipun menyajikan nilai-nilai penting seperti kasih sayang, kerja sama, dan penerimaan.
The Wild Robot adalah sebuah film animasi yang memukau, diadaptasi dari novel terkenal karya Peter Brown.--Foto: instagram@imax
Alur cerita yang mengalir dengan natural membuat penonton terlibat secara emosional dalam petualangan Roz dan Brightbill.
Bagian awal film diisi dengan adegan-adegan lucu yang membuat penonton tertawa, seperti momen anak-anak tikus yang berpura-pura mati karena melihat pemangsanya.
Tak ketinggalan pula lelucon seputar parenting dari seekor tikus yang membuat penonton terhibur.
Humor yang disajikan terasa segar dan tidak dipaksakan, sehingga meskipun tokoh utama film ini adalah robot dan hewan, kedalaman emosional dan kehangatan dari interaksi mereka tetap terasa nyata.
Sang animator, Chris Sanders, menghadirkan pertanyaan menarik: "Apa yang terjadi jika robot mulai memiliki perasaan?"
Melalui perjalanan Roz, kita melihat bagaimana sebuah entitas yang diciptakan untuk tujuan teknis dan mekanis mulai memahami serta merasakan ikatan emosional.
Sanders berhasil menghidupkan karakter Roz dengan baik, dan pengisi suara Lupita Nyong'o sukses menyampaikan kehangatan yang kuat dalam sosok robot yang tak lazim menjadi sosok ibu.
Selain Roz dan Brightbill, karakter-karakter hewan lain dalam film ini juga tidak kalah pentingnya.
Setiap hewan, mulai dari musang, rubah, berang-berang, kijang, hingga beruang, memiliki peran yang signifikan dalam pengembangan cerita.
Bahkan hewan yang tampaknya hanya muncul sekilas memiliki kontribusi penting dalam membawa kejutan emosional yang mengharukan.
Tokoh-tokoh hewan ini juga memberikan nilai edukatif bagi anak-anak, memperkenalkan mereka pada berbagai jenis hewan sambil menyampaikan pesan moral yang mendalam.