BACA JUGA: Pilkada 2024, KPU Ogan Ilir Sukses Gelar Penyampaian Visi Misi Cabup-Cawabup
BACA JUGA:LX 700h, SUV Gagah Dengan Teknologi Hybrid dari Lexus Kini Telah Hadir
Penggunaan AI ini membuat chatbot semakin pintar, sehingga pengguna merasa seolah-olah sedang berbicara dengan manusia, bukan hanya mesin yang terprogram.
Tren lain yang muncul adalah chatbot yang didukung oleh suara. Dengan popularitas asisten virtual seperti Google Assistant, Siri, dan Alexa, chatbot berbasis suara menjadi semakin umum.
Teknologi ini memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan chatbot menggunakan perintah suara, yang memberikan fleksibilitas lebih dalam cara pengguna mengakses informasi.
Dalam lingkungan kerja yang serba cepat, chatbot berbasis suara menawarkan solusi hands-free yang sangat bermanfaat, terutama bagi mereka yang multitasking atau dalam situasi di mana mengetik bukan pilihan yang nyaman.
Banyak perusahaan sekarang menggunakan chatbot untuk memberikan layanan pelanggan 24/7 tanpa perlu interaksi manusia.
Chatbot ini dapat menjawab pertanyaan pelanggan, memberikan informasi produk, memproses pesanan, hingga menangani keluhan pelanggan.
Ini mengurangi beban kerja tim layanan pelanggan, memungkinkan mereka untuk fokus pada masalah yang lebih rumit, sementara chatbot menangani pertanyaan yang lebih umum dan rutin.
Tren ini tidak hanya meningkatkan kepuasan pelanggan tetapi juga menekan biaya operasional perusahaan.
Chatbot yang terintegrasi dengan platform e-commerce dapat membantu pelanggan menemukan produk yang mereka cari, merekomendasikan barang berdasarkan riwayat pembelian.
Dalam hal ini, chatbot bertindak sebagai asisten penjualan virtual yang selalu siap membantu, kapan pun dibutuhkan.
Dengan personalisasi yang didukung oleh AI, chatbot dapat menawarkan rekomendasi yang lebih relevan dan mendukung pengalaman belanja yang lebih baik.