Pemerintah Iran khawatir platform tersebut digunakan oleh oposisi untuk menyebarkan informasi dan mengorganisir demonstrasi.
Namun, sejak itu, Twitter tetap menjadi alat penting bagi aktivis untuk menginformasikan dunia luar tentang situasi di dalam negeri, terutama terkait dengan protes terhadap kebijakan pemerintah.
BACA JUGA:5 Solusi Praktis Agar Bisa Membawa Bekal Untuk Aktifitas Harian
BACA JUGA: Kilau Anak Bangsa: Kecil-kecil Punya Talenta, Kisah Hanabelle Sawyer Runner-up Miss Cilik Indonesia
3. Turkmenistan
Turkmenistan, salah satu negara yang paling tertutup di dunia, memblokir Twitter pada awal 2010-an. Selain Twitter, banyak layanan online dan situs web asing lainnya juga dilarang.
Pemerintah Turkmenistan secara ketat mengawasi penggunaan internet oleh warganya, yang hanya bisa diakses melalui operator telekomunikasi milik negara, TurkmenTelecom.
Langkah ini mencerminkan kontrol ketat pemerintah terhadap informasi yang bisa diakses oleh publik.
BACA JUGA:Inilah Cara Mendaftar QR Code Pertalite Sebelum Pembatasan Berlaku pada 1 Oktober
BACA JUGA: Literasi dan Pembangunan, Mengapa Literasi Penting bagi Kemajuan Sumsel?
4. Korea Utara
Korea Utara adalah negara dengan tingkat kontrol informasi yang sangat tinggi. Meski sempat membuka akun Twitter pada 2010 untuk menarik perhatian internasional, Pyongyang memblokir platform tersebut bersama dengan Facebook, YouTube, dan situs-situs lain pada April 2016.
Penggunaan internet di Korea Utara sangat terbatas dan hanya bisa diakses oleh segelintir pejabat tinggi, sementara sebagian besar warga hanya memiliki akses ke intranet nasional yang sangat terbatas.
5. Myanmar
BACA JUGA: Pasukan Pengibar Bendera, Pahlawan Muda yang Membawa Semangat Kemerdekaan
Setelah kudeta militer yang menggulingkan pemerintahan sipil Aung San Suu Kyi pada Februari 2021, pihak berwenang Myanmar memblokir X sebagai bagian dari upaya untuk membungkam oposisi.