Bahan karet pada ban yang dirancang untuk jalan basah biasanya memiliki komposisi yang lebih lembut dibandingkan dengan ban biasa.
Karet yang lebih lembut ini memungkinkan ban untuk lebih "menggigit" permukaan jalan, memberikan traksi yang lebih baik.
BACA JUGA:Pilih Lintasi Afghanistan! Maskapai Dunia Hindari Wilayah Udara Iran dan Israel
BACA JUGA:Indonesia Siapkan Langkah Penghapusan Mobil Berbahan Bakar Fosil pada 2045
Selain itu, karet ini juga biasanya memiliki aditif khusus yang membuatnya lebih tahan terhadap suhu dingin, yang sering kali menyertai kondisi jalan basah.
Ban yang memiliki rating traksi yang tinggi adalah pilihan terbaik untuk jalan basah. Rating traksi ini biasanya ditandai dengan huruf A, B, atau C, di mana A adalah yang terbaik.
Ban dengan rating A akan memberikan traksi yang lebih baik, terutama saat pengereman mendadak di jalan yang licin.
Resistensi Terhadap Aquaplaning
Aquaplaning adalah salah satu bahaya terbesar yang dihadapi pengemudi saat berkendara di jalan basah.
BACA JUGA:Tenang Tanpa Gangguan! Coba 4 Cara Blokir Otomatis Panggilan Tak Dikenal di Android Kamu
Kondisi ini terjadi ketika ban kehilangan kontak dengan permukaan jalan karena adanya lapisan air di antara ban dan jalan, menyebabkan kendaraan meluncur tanpa kendali.
Untuk mencegah aquaplaning, ban harus memiliki desain yang memungkinkan air untuk mengalir dengan cepat dari bawah ban.
Selain pola tapak yang mendukung aliran air, kedalaman alur pada ban juga berperan penting dalam mencegah aquaplaning.
Ban dengan kedalaman alur yang lebih besar dapat menampung lebih banyak air dan membuangnya lebih cepat, sehingga mencegah ban mengapung di atas air.
Biasanya, ban dengan kedalaman alur minimal 3 mm direkomendasikan untuk berkendara di jalan basah.