Ancaman Resesi di Amerika Serikat, Peluang Positif bagi Bursa dan Pasar Keuangan Indonesia

Kamis 08-08-2024,07:48 WIB
Reporter : Mus Mulyadi
Editor : Devi Setiawan

BACA JUGA:OJK Tanggapi Rencana BEI yang Bakal Luncurkan Short Selling pada Okteber Mendatang

Meskipun pasar tenaga kerja masih kuat menurut standar historis, tidak ada tekanan inflasi yang signifikan dari sisi upah, yang terus melambat.

Gould menyatakan bahwa penundaan ini mungkin mempercepat perlambatan ekonomi yang tidak perlu.

Ketua Fed, Jerome Powell, menegaskan bahwa bank sentral masih perlu melihat lebih banyak data untuk memastikan penurunan inflasi yang cukup sebelum memutuskan pemotongan suku bunga.

Meskipun demikian, ia mengindikasikan bahwa pemotongan suku bunga pada bulan September bisa menjadi kemungkinan jika data mendukung langkah tersebut.

BACA JUGA:Pemerintah Perpanjang Kebijakan Restrukturisasi Kredit KUR untuk UMKM

BACA JUGA:Harga Saham Bank Besar Turun Jelang Pengumuman RDG Bank Indonesia Juli 2024


Suku bunga yang tinggi dianggap menghambat pertumbuhan ekonomi.--freepik.com/@pikisuperstar

Jika The Fed melakukan pemangkasan suku bunga secara darurat, ini bisa berdampak positif bagi pasar global, termasuk Indonesia.

Aliran modal berpotensi berpindah ke pasar negara berkembang, memberikan peluang investasi dan pertumbuhan yang lebih besar.

Kategori :