Dalam satu hari, Hizbullah menembakkan 65 roket ke wilayah Palestina yang diduduki, dan pada hari yang sama, sebuah pesawat tak berawak yang diyakini terbang lebih dari 1.000 mil dari Yaman meledak di ibu kota komersial Tel Aviv.
Kegagalan Iron Dome dan Respons Israel
Iron Dome, sistem pertahanan rudal Israel, terbukti tidak efektif dalam menghadapi ancaman ini. Sebagai alternatif, pesawat jet tempur telah diacak untuk menghadapi drone, namun langkah ini mahal dan berpotensi berbahaya, karena pilot terpapar senjata anti-pesawat Hizbullah dan harus terbang rendah di atas daerah pegunungan.
Ariel Frisch, wakil petugas keamanan Kiryat Shmona, sebuah pemukiman Israel yang dihantam dengan setidaknya enam pesawat tak berawak peledak sejak 7 Oktober, mengatakan bahwa UAV telah menjadi ancaman utama. "Tentara saat ini tidak memiliki sarana pencegahan kecuali menggunakan F-16," ujarnya, seraya menambahkan bahwa mereka sangat khawatir.
Kekuatan Militer Hizbullah
Sebuah laporan dari Pusat Penelitian ALMA Israel pada tahun 2021 mengindikasikan bahwa Hizbullah memiliki sekitar 2.000 drone, beberapa di antaranya adalah drone canggih yang diproduksi secara lokal.
Laporan tersebut menambahkan bahwa Hizbullah telah menggunakan drone seperti Shahed-129, Mohajer, dan Karrar sejak sebelum Perang Juli 2006. Persenjataan udara Hizbullah mencakup drone pengintai, drone penyerang, dan drone pengintai-penyerang.
Tantangan Menghadapi Drone Hizbullah
Pilot yang ingin menembak jatuh drone dengan pesawat jet harus menghadapi tantangan besar. Drone memiliki tanda panas yang rendah, sehingga pesawat harus mendekati dari belakang agar rudal pencari panas dapat berfungsi. Seorang pejabat Angkatan Udara Israel membandingkan tantangan ini dengan "Kubus Rubik di langit," menunjukkan betapa rumitnya mendeteksi dan membedakan drone dari pesawat lain.
BACA JUGA:PIN Polio Dimulai, Puskesmas 4 Ulu Palembang Tagetkan 7.286 Anak Dapat Imunisasi
Pernyataan dari Hizbullah
Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah mengungkapkan bahwa kelompok Perlawanan telah membuat pesawat tak berawak selama bertahun-tahun dan menegaskan bahwa mereka telah mengoperasionalkan sistem pertahanan udara yang sudah ada.
Drone Lebanon dan Iran telah menjadi perhatian utama bagi Israel, muncul sebagai senjata efektif dalam operasi Perlawanan Islam terhadap berbagai target Israel, termasuk situs, markas besar, stasiun pengintai, dan pasukan di kedalaman Palestina utara yang diduduki.
Dengan kemampuan drone yang semakin canggih dan strategi yang efektif, Hizbullah terus menekan Israel dan menunjukkan bahwa sistem pertahanan seperti Iron Dome tidak lagi dapat diandalkan sepenuhnya dalam menghadapi ancaman modern ini.*