Untuk mendiagnosis alergi susu sapi, dokter akan melakukan wawancara medis untuk mengetahui gejala dan riwayat kesehatan pasien serta keluarganya. Pemeriksaan fisik juga dilakukan untuk menilai reaksi alergi yang muncul.
Pemeriksaan penunjang seperti tes darah dan uji IgE spesifik mungkin diperlukan. Pemeriksaan ini meliputi uji tusuk kulit, patch test, atau uji serum spesifik IgE. Dokter juga bisa merekomendasikan uji eliminasi dan provokasi makanan.
Pengobatan Alergi Susu Sapi
Pengobatan utama untuk alergi susu sapi adalah menghindari susu sapi dan produk olahannya, dengan tetap memastikan nutrisi seimbang untuk tumbuh kembang bayi atau anak.
Bagi bayi yang alergi susu sapi, ibu bisa memberikan ASI eksklusif sambil menghindari makanan atau minuman yang mengandung protein susu sapi. Ibu juga bisa mengonsumsi suplemen kalsium dan vitamin D untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.
Jika terjadi reaksi alergi berat seperti sesak napas atau pembengkakan, segera bawa pasien ke rumah sakit. Penanganan medis yang umumnya diberikan meliputi:
1. Obat antihistamin untuk meredakan gejala alergi.
2. Obat suntik epinephrine (adrenalin) untuk mengatasi reaksi anafilaksis.
Pencegahan Alergi Susu Sapi
Cara paling efektif untuk mencegah kambuhnya alergi susu sapi adalah menghindari konsumsi susu sapi dan produk olahannya. Bacalah komposisi produk sebelum mengonsumsinya. Ibu menyusui sebaiknya memberikan ASI eksklusif tanpa susu formula atau makanan lain selama 6 bulan pertama kehidupan bayi. Jika bayi didiagnosis alergi susu sapi, ibu harus menghindari konsumsi susu sapi dan produknya.
Untuk bayi yang mengonsumsi susu formula, orang tua bisa berkonsultasi dengan dokter mengenai susu formula hipoalergenik atau berbahan dasar kedelai.
Konsultasikan dengan dokter mengenai penanganan dan pencegahan yang tepat terhadap alergi susu sapi.(*)