Taman Nasional Teluk Cendrawasih – Keindahan Papua yang Terpendam

Kamis 06-06-2024,15:57 WIB
Reporter : erika febri
Editor : Hanida Syafrina

PALEMBANG, PALTV.CO.ID,- Taman Nasional Teluk Cendrawasih, yang sering disingkat TNTC merupakan salah satu permata alam yang berlokasi di Papua. Dengan luas mencapai 1.453.500 hektar, TNTC menjadi salah satu taman nasional terluas di Indonesia, hanya di bawah Taman Nasional Lorentz.

Keindahan alam Papua yang memukau ini adalah hasil dari pertemuan dua lempeng benua, yang menciptakan keragaman flora, fauna, dan panorama alam yang luar biasa.

Taman ini mencakup luas 1.453.000 hektar, terdiri dari 1.305.500 hektar lautan dan 68.000 hektar daratan yang meliputi pesisir pantai, terumbu karang, dan pulau-pulau kecil.

Sebelumnya, kawasan ini ditetapkan sebagai Cagar Alam berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 58/Kpts-II/1990 pada tanggal 3 Februari 1990, sebelum akhirnya ditingkatkan menjadi Taman Nasional Laut Teluk Cendrawasih pada tahun 1993.

BACA JUGA: Putera Puteri Maritim yang Menginspirasi dari Sumatera Selatan

Secara geografis, Taman Nasional Teluk Cendrawasih berada di antara 134°06’ – 135°10’ Bujur Timur dan 01°43’ – 03°22’ Lintang Selatan. Secara administratif, taman ini mencakup wilayah Kabupaten Teluk Wondama di Provinsi Papua Barat dan Kabupaten Nabire di Provinsi Papua.

Topografinya bervariasi, dengan bukit-bukit, gunung-gunung, dan beberapa area yang landai, curam, dan terjal.

TNTC memiliki iklim tipe-A berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson, dengan curah hujan rata-rata 1.500 mm per tahun dan suhu udara berkisar antara 25° hingga 30° Celcius.

Kelembaban udara di sini berkisar antara 75% hingga 90%. Sungai-sungai di kawasan ini, termasuk Sungai Wosimi di Teluk Wandamen, menambah kekayaan hidrologi taman nasional ini dengan total sekitar 82 anak sungai.

BACA JUGA:Windah Basudara Tantang Nyali di “The Classroom”, Game Horror yang Bikin Penonton Tegang

Taman Nasional Teluk Cendrawasih memiliki berbagai ekosistem, termasuk padang lamun, hutan mangrove, terumbu karang, hutan pantai, dan hutan tropis.

Pengelolaannya dibagi ke dalam beberapa zona: zona inti, zona pelindung, zona pemanfaatan terbatas, dan zona penyangga. Zona inti berfungsi sebagai area perlindungan ketat, zona pelindung melindungi zona inti dari aktivitas luar, zona pemanfaatan terbatas menyediakan sumber daya alam bagi penduduk setempat dengan pengawasan ketat, dan zona penyangga melindungi keseluruhan kawasan.

berbagai jenis flora, mulai dari pepohonan seperti butun, ketapang, nyamplung, dan cemara laut hingga tanaman semak seperti Hibiscus tiliaceus dan tanaman merambat seperti Ipoea percaprae.

Hutan mangrovenya didominasi oleh spesies seperti Daccenia spp., Xylocarpus granatum, Rhizophora apiculata, dan Metroxylon sago. Selain itu, TNTC juga memiliki berbagai jenis alga dan lamun seperti Thalasia hempricii dan Halodule uninervis.

BACA JUGA:Google Mengumumkan Beasiswa Pelatihan AI bagi 10.000 Siswa di Indonesia.

Kategori :