Warga Resah Tanah Desa Terus Digarap Oknum, Diduga Dijaga Preman Bayaran

Minggu 04-06-2023,19:43 WIB
Reporter : Mohammad Maulana
Editor : Devi Setiawan

BANYUASIN, PALTV.CO.ID - Warga Teluk Tenggulang kini resah. Pasalnya tanah yang kini menjadi sengketa antara warga dan diduga mafia tanah, kini terus dilakukan penggarapan oleh oknum yang bersangkutan.

Warga pun tidak bisa berbuat apa-apa karena lahan tersebut kini dijaga oleh sejumlah orang yang diduga preman bayaran.

Tanah Desa Teluk Tenggulang yang kini diklaim oleh pihak terkait seluas lebih kurang 400 hektar, terus dilakukan penggarapan.

Warga Desa Teluk Tenggulang yang mempermasalahkan lahan tersebut tidak dapat berbuat apa-apa untuk menghentikan aktivitas tersebut.

BACA JUGA:Tak Anggap Enteng, Provinsi Sumatera Selatan Terapkan Kurikulum Pelestarian Gambut di Sekolah

BACA JUGA:Di Muara Enim Marak Spanduk Calon Peserta Pemilu


Spanduk larangan memasuki lahan Desa Teluk Tenggulang yang kini kepemilikannya atas nama H Kadir dan kelompok.-Mohammad Maulana-PALTV

Lahan Desa Teluk Tenggulang kini kepemilikannya atas nama H Kadir dan kelompok. Mereka telah memberikan peringatan keras kepada warga untuk tidak diperbolehkan masuk ke dalam area lahan tersebut.

Dari keterangan warga Desa Teluk Tenggulang, sejumlah preman bayaran diduga ditempatkan untuk berjaga-jaga disekitar area lahan tersebut.

Salah seorang warga, Indra Effendi menuturkan bahwa sejak dimulainya penggarapan yang dilakukan oleh oknum bersangkutan, diduga telah melakukan perusakan terhadap jalan dan jembatan, yang telah dibangun warga sebelum lahan tersebut bermasalah dan kini digarap.

Dari cerita warga menjelaskan, pihak H Kadir dan kelompok telah mengubah jalan yang dibuat oleh warga menjadi kanal yang kini mengelilingi sekitar lahan yang saat ini disengketakan.

BACA JUGA:Jenis Sapi Ini Ramai Diburu untuk Kurban, Dagingnya Banyak dan Tulangnya Kecil

BACA JUGA:Daging Kambing Kurban Berubah jadi Hidangan Lezat, Benarkah Orang Berkurban Tidak Boleh Makan Daging Kurban

Selain dari itu, adanya aktivitas penggarapan menggunakan alat berat juga mengakibatkan jalan desa menjadi rusak akibat dilalui oleh alat tersebut.

“Sebelum bermasalah seperti sekarang, kami telah coba untuk mengelola lahan tersebut, buktinya ada pondok-pondokan yang kita buat masih berada dalam lahan itu. Ada jembatan yang dulu kami buat kini sudah tidak ada, karena dihancurkan oleh preman yang jaga di sana. Ada juga jalan buatan masyarakat kini diubah menjaadi kanal,” ungkap Indra, Kamis (1/6/2023).

Kategori :