Proses ini dimulai pada 19 April dan berakhir hari ini dengan pemungutan suara untuk 57 kursi terakhir, termasuk daerah pemilihan Modi di kota suci Hindu, Varanasi.
Lebih dari 100 juta orang terdaftar untuk memilih pada hari ini di delapan negara bagian dan wilayah federal, termasuk Punjab di utara serta Bihar, Benggala Barat, dan Odisha di timur.
Setelah pemungutan suara selesai, televisi India akan melakukan jajak pendapat untuk melihat performa partai-partai tersebut. Namun, jajak pendapat di India seringkali meleset dan tidak selalu akurat.
Kampanye dan Strategi Politik
Modi memulai kampanyenya dengan menekankan pencapaian selama 10 tahun terakhir, namun ia juga menargetkan oposisi dengan menuduh mereka memihak minoritas Muslim India yang berjumlah sekitar 200 juta.
Taktik ini, menurut para analis, bertujuan untuk meningkatkan basis dukungan nasionalis Hindu setelah jumlah pemilih yang rendah pada tahap pertama.
BACA JUGA:Tertunduk Malu, 2 Tersangka Korupsi Penjualan Aset Asrama Mahasiswa di Yogyakarta Jalani Tahap II
Kampanye oposisi berfokus pada tindakan afirmatif dan menjaga konstitusi dari apa yang mereka sebut sebagai pemerintahan diktator Modi. Mereka berusaha menarik perhatian pemilih dengan menyoroti isu-isu keadilan sosial dan hak asasi manusia.
Pemilu India kali ini berlangsung di tengah kondisi yang sangat menantang. Gelombang panas ekstrem dan isu-isu politik yang kompleks membuat pemilihan ini menjadi salah satu yang paling sulit dalam sejarah India.
Dengan hampir satu miliar pemilih yang berpartisipasi, hasil pemilu ini akan sangat menentukan masa depan politik India.
.*