PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Baliho dan spanduk Bakal Calon Gubernur dan Bakal Calon Wakil Gubernur Sumatera Selatam Mawardi Yahya dan RA Anita Noeringhati (Matahati), mulai bertebaran di beberapa titik di Kota Palembang.
Hal tersebut tak luput dari penilaian pengamat politik sekaligus Dosen Universitas Sriwijaya Haekal Al Haffafah.
Haekal Al Haffafah mengatakan, melalui baliho dan spanduk Matahati tersebut, ada dua pesan yang ingin disampaikan oleh Mawardi Yahya kepada masyarakat.
Yang pertama, kata Haekal, Mawardi Yahya ingin menyampakan kepada publik bahwa saat ini dirinya tidak lagi berpasangan dengan Harnojoyo, melainkan sudah berpasangan dengan RA Anita Noeringhati.
BACA JUGA:Dikabarkan Berduet Bareng Mawardi Yahya, Anita Noeringhati: Doakan Ya!
"Ada dua pesan politik yang ingin disampaikan Pak Mawardi kepada publik. Pertama, ingin menjelaskan bahwa ia tidak lagi berpasangan dengan Pak Harno melainkan sudah digantikan oleh Bu Anita," kata Pengamat Politik Haekal Al Haffafah pada hari Kamis, 23 Mei 2024.
Haekal Al Haffafah, Pengamat Politik dan Dosen Universitas Sriwijaya, Kamis (23/5/2024).-Ekky Saputra-PALTV
Selain itu, dengan hadirnya pasangan Matahati, menunjukkan Partai Golkar dan Partai Gerindra secara nasional telah memutuskan pasangan Mawardi Yahya dan RA Anita Noeringhati untuk berkoalisi maju di Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan.
"Kedua, ini juga (baliho Matahati, ed) merupakan pesan politik dan sinyalemen bahwa arah koalisi Partai Golkar dan Partai Gerindra ini semakin menemukan kristalisasinya. Artinya, koalisi Gerindra dan Golkar akan mengusung dua pasang ini," ungkap Haekal Al Haffafah.
Haekal Al Haffafah menduga bahwa Harnojoyo berkemungkinan akan tetap menjadi bagian dari pasangan Mawardi Yahya dan RA Anita Noeringhati.
Sehingga, lanjut Haekal, langkah tersebut akan menjadi menguntungkan Mawardi Yahya, dengan menghimpun kekuatan di basis Kota Palembang melalui Harnojoyo dan mendapat suara dari Partai Golkar.
"Ada kemungkinan Pak Harno akan tetap menjadi Tim Pemenangan keduanya (Mawardi Yahya dan RA Anita Noeringhati, ed). Maka kalau Pak Harno tetap stay mendukung Pak Mawardi, maka Pak Marwardi mendapatkan dua faedah politik yang besar. Pertama, kekuasaan politik Pak Harno tetap bermanfaat untuk menghimpun kekuataan di basis Palembang. Kedua, ada tambahan kekuatan dengan mesin politik Golkar dan Bu Anita sendiri yang memang dari awal sudah lama merawat basisnya," pungkas Haekal Al Haffafah.*