Namun, berdasarkan data BPS, pada bulan Juni sudah mengalami defisit lagi. Menurut Bayu hal ini tentu sulit untuk mengembalikan harga beras seperti semula.
Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan bahwa neraca produksi dan konsumsi beras nasional akan mengalami defisit pada Juni 2024, meskipun pada Maret, April, dan Mei 2024 tercatat surplus.
Oleh karena itu, pemerintah perlu mewaspadai situasi ini dan mengoptimalkan serapan gabah atau beras untuk memperkuat cadangan beras pemerintah (CBP).
Meskipun demikian, Bayu menyebut bahwa stok CBP saat ini berada di angka 1,85 juta ton. Namun, ia memperkirakan stok ini akan sedikit menurun dalam waktu dekat karena bantuan pangan yang akan disalurkan.
BACA JUGA:Bank Sumsel Babel Dukung Penuh Event Silahturacemi Series V Competition Pushbike South Sumatera 2024
Bayu menduga, mungkin minggu ini atau minggu depan stok akan sedikit turun karena adanya distribusi bantuan pangan.
Sebelumnya, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyebut bahwa pihaknya sedang merancang Peraturan Badan untuk segera ditetapkan. Kenaikan HET ini bertujuan untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga beras premium di tingkat konsumen.
"Kami sedang menyusun aturan agar bisa ditetapkan sebelum 31 Mei," kata Arief di Smesco Indonesia, Jakarta, Jumat (17/5/2024).*