PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Seiring dengan perkembangan teknologi, mobil listrik semakin populer di kalangan masyarakat.
Salah satu aspek penting dari penggunaan mobil listrik adalah pengisian daya atau charging. Seperti halnya perangkat elektronik lainnya, mobil listrik juga memiliki berbagai metode pengisian daya, mulai dari Normal Charging, Fast Charging, hingga Ultra Fast Charging.
Setiap metode memiliki karakteristik dan dampak tersendiri terhadap kinerja dan umur baterai.
Normal Charging adalah metode pengisian daya yang paling umum dan biasanya dilakukan di rumah menggunakan home charger.
BACA JUGA:Pj Bupati Banyuasin Akan Segera Realisasikan Peningkatan Ruas Jalan Simpang Sungai Dua-SP RSA
Pengisian ini menggunakan arus listrik AC dengan keluaran daya sekitar 2-7 kW. Karena arus yang dikeluarkan relatif kecil, proses pengisian memerlukan waktu lebih lama, namun dianggap lebih aman dan ramah terhadap baterai.
Sebaliknya, Fast Charging dan Ultra Fast Charging menggunakan daya yang jauh lebih besar. Fast Charging biasanya memiliki keluaran daya antara 7-22 kW dengan arus AC, sedangkan Ultra Fast Charging menggunakan arus DC dengan daya mencapai 25-150 kW.
Kedua metode ini sering ditemukan di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan mampu mengisi daya mobil listrik dengan sangat cepat, sehingga sangat praktis untuk pengguna yang membutuhkan pengisian daya dalam waktu singkat.
Meski sangat praktis, penggunaan Fast Charging dan Ultra Fast Charging memiliki konsekuensi tersendiri bagi baterai mobil listrik.
BACA JUGA:CitraLand Palembang Siap Dukung Event Pushbike Series Berikutnya
Danang Wiratmoko, Product Planning Wuling Motors, menjelaskan bahwa pengisian daya cepat ini dapat mempengaruhi kondisi dan kinerja baterai dalam jangka panjang.
Pengisian daya cepat memasukkan muatan listrik besar dalam waktu singkat, yang menyebabkan suhu baterai meningkat
Kenaikan suhu ini, jika terjadi secara terus-menerus, dapat mempercepat degradasi baterai, sehingga umur baterai menjadi lebih pendek.
Danang mengingatkan bahwa meski teknologi fast charging sangat berguna, pengguna mobil listrik harus memahami risikonya.