PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Dalam beberapa minggu terakhir, unjuk rasa pro-Palestina telah menjadi sorotan di berbagai universitas di Amerika Serikat, dengan beberapa insiden konfrontasi antara mahasiswa, pengunjuk rasa, dan aparat keamanan.
Namun, meskipun beberapa protes juga terjadi di negara-negara Arab, skala dan intensitasnya tidak sebesar yang terjadi di belahan dunia lain.
Penduduk Arab sendiri menyatakan rasa kagum dan sedih melihat aksi solidaritas di luar negeri, sambil menyayangkan minimnya protes serupa di tanah air mereka. Salah satunya adalah Ahmed Rezik, seorang ayah lima anak yang mengungkapkan perasaannya di Rafah, Gaza Selatan.
Namun, mengapa protes pro-Palestina di kampus-kampus dan jalan-jalan Arab tidak sebesar yang diharapkan?
Mengapa Tidak Ada Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-kampus Negara Arab? --Foto : Froyo64
Ada beberapa alasan di balik ketenangan yang terlihat di kampus-kampus Arab. Salah satunya adalah ketakutan akan kemarahan pemerintah yang otoriter, yang mungkin memberlakukan sanksi yang keras terhadap demonstran.
Selain itu, terdapat perbedaan politik yang signifikan terkait dengan Hamas dan pendukungnya di Iran, serta keraguan akan dampak protes terhadap kebijakan negara.
Mahasiswa di Amerika Serikat mungkin lebih termotivasi untuk berdemonstrasi karena adanya dukungan pemerintah mereka terhadap Israel. Hal ini menjadi pemicu utama protes di universitas-universitas elite di AS, meskipun risiko penangkapan atau pengusiran tetap mengintai.
Di sisi lain, warga Arab yang ingin berunjuk rasa terhadap Israel dihadapkan pada risiko yang lebih besar. Misalnya, di Mesir, protes terhadap Israel dapat berpotensi berbalik melawan pemerintah yang melarang demonstrasi publik. Pengalaman protes pada bulan Oktober lalu menunjukkan bahwa warga yang melanggar aturan protes dapat ditangkap.
BACA JUGA:Peringatan Hari Al-Quds Sedunia Menjadi Momentum Masyarakat Dunia Bela Palestina
Kendati demikian, dukungan terhadap Palestina tetap besar di seluruh wilayah Arab. --Foto : Froyo64
Kendati demikian, dukungan terhadap Palestina tetap besar di seluruh wilayah Arab. Media sosial menjadi platform utama bagi orang-orang Arab untuk mengekspresikan kemarahan mereka terhadap tindakan Israel dan solidaritas dengan penduduk Gaza yang sedang berjuang.
Namun, protes publik yang lebih besar seringkali dihindari karena berbagai faktor, termasuk ketakutan akan represi pemerintah dan pertimbangan politik yang rumit.
Di Lebanon, misalnya, kompleksitas sejarah dan politik membuat kalkulasi partisipasi dalam protes menjadi sulit. Beberapa warga menyalahkan warga Palestina atas konflik internal yang terjadi di masa lalu, sementara yang lain khawatir bahwa dukungan terhadap Palestina dapat dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok bersenjata yang aktif dalam konflik regional.