Akibatnya, konsumsi bahan bakar akan meningkat karena mesin memerlukan lebih banyak energi untuk menjaga suhu tetap stabil. Hal ini dapat mengakibatkan efisiensi bahan bakar yang menurun dan membuat kendaraan menjadi lebih boros.
BACA JUGA:Pertumbuhan Penjualan Wuling Meningkat Meskipun Pasar Otomotif Lesu, Berkat Kehadiran Binguo EV
3. Pembentukan Kerak pada Mesin
Ketidakmampuan oli mesin yang terpakai untuk melumasi dengan baik dapat menyebabkan terjadinya gesekan berlebihan antar komponen mesin.
Akibatnya, kotoran dan partikel-partikel kecil dapat terakumulasi dan membentuk lapisan kerak di dalam mesin.
Kerak ini dapat mengganggu kinerja mesin dan sulit untuk dibersihkan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kerusakan yang lebih serius.
BACA JUGA:Rahasia Tersembunyi Motor CBU! Simak Review Honda CBR 150 CBU Thailand yang Membuat Terpesona!
4. Risiko Overheating yang Tinggi
Mesin yang terlalu panas sering kali menjadi indikasi bahwa oli mesin sudah perlu diganti. Oli yang sudah tercemar dan kehilangan kemampuannya untuk menyerap panas dengan efektif dapat menyebabkan mesin menjadi mudah overheating.
Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan serius pada mesin, bahkan sampai pada titik di mana mesin berhenti berfungsi secara keseluruhan.
BACA JUGA:Paket Spesial Scuto Ecodrive untuk Mobil Listrik dan Hybrid
5. Risiko Turun Mesin
Salah satu risiko terburuk dari telat mengganti oli mesin adalah risiko turun mesin. Akumulasi kerak dan penurunan kualitas pelumas dapat menyebabkan kompresi mesin menjadi lemah, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan performa mesin menurun secara signifikan.