Selain mengembangkan truk berbahan bakar hidrogen, sebagai perusahaan distribusi kendaraan komersial Mercedes-Benz, Daimler juga berencana untuk segera memasarkan unit bus dan truk listriknya pada tahun 2024.
Namun, Naeem mengungkapkan bahwa perusahaan masih berjuang untuk memenuhi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) minimal 40%.
"Terdapat banyak pekerjaan yang harus kami lakukan bersama dengan pemasok utama untuk mencapai target ini. Oleh karena itu, mencapai TKDN 40% merupakan tantangan yang sulit," ujarnya.
Daimler memiliki keyakinan bahwa teknologi truk berbahan bakar hidrogen dan listrik akan menjadi tren di masa depan dalam industri otomotif, terutama untuk transportasi barang berat.
BACA JUGA:Ayam Kecap Pedas Manis: Pilihan Menu Berbuka Puasa dan Sahur yang Lezat
Meskipun saat ini fokusnya adalah pada pasar Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang, perusahaan tetap memantau perkembangan pasar di seluruh dunia termasuk di Indonesia.
Indonesia sebagai salah satu pasar potensial yang memiliki kebutuhan akan transportasi barang berat, mungkin akan menjadi target potensial bagi Daimler di masa mendatang ketika teknologi truk berbahan bakar hidrogen semakin matang dan dibutuhkan oleh pasar.
Namun, saat ini, prioritas utama Daimler adalah mengembangkan dan memperkenalkan teknologi ini di pasar-pasar utama yang telah ditetapkan sebelumnya.*