PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Tantrum adalah ledakan emosi yang biasanya terjadi pada anak-anak atau orang yang tertekan secara emosional.
Gejala tantrum biasanya ditandai dengan keras kepala, menangis, membentak, menjerit, membangkang, menggeram marah, penolakan terhadap upaya untuk menenangkan diri, dan dalam beberapa kasus kekerasan.
Kondisi ini pasti membuat ibu stres dan bingung. Bahkan kadang ibu ikut-ikutan marah dan bereaksi keras terhadap anak yang tantrum. Eits, ibu salah kalau sampai terpancing emosi anak yang tantrum. Tenang bunda, kondisi ini normal dan bagian dari proses tumbuh kembang anak.
Tantrum biasanya terjadi pada anak-anak antara usia satu sampai empat tahun. Namun, tidak hanya anak-anak, orang dewasa pun bisa mengalami tantrum. Saat anak marah, bunda tidak boleh panik dan membiarkan emosi menguasai dirinya.
BACA JUGA:Sapta, Mahasiswa UIN Raden Fatah Berhasil Meraih Juara 1 Audisi Presenter PALTV 2023
BACA JUGA:Enam Finalis Terbaik Menjuarai Grand Final Audisi Presenter PALTV 2023 di OPI Mall
Berikut yang harus dilakukan saat anak mengalami tantrum.
1. Tetap tenang
Saat anak mengamuk, bunda harus tetap tenang dan tidak membentak atau memaksa anak untuk berhenti mengamuk. Tingkah laku yang tenang, memudahkan bunda menghentikan amukan anak. Bunda juga bisa mengajak si kecil ke tempat yang lebih tenang untuk menenangkan emosinya. Menekan ekspresi kemarahan anak dengan memarahinya tidak menyelesaikan masalah. Bunda harus tenang dan menjelaskan kepada anak bahwa marah itu tidak bagus.
2. Jangan langsung memenuhi keinginan anak
BACA JUGA:Bernyanyi Random Saat Berkendaraan Dapat Mengurangi Beban Stres
BACA JUGA:Tips Latihan Mengetik 10 Jari
Jika bunda tahu anak akan mengamuk untuk mendapatkan perhatian atas keinginannya, jangan menyerah. Pegang dia dan katakan padanya bunda mencintainya tetapi tidak dengan menuruti apa yang dia inginkan.
Jika ini tidak membantu, bunda dapat berhenti menanggapi tangisannya. Tetap tenang dan abaikan pandangan orang-orang di sekitar yang mungkin mengganggu. Sedikit demi sedikit, si kecil menyadari bahwa teriakannya tidak berguna dan amukannya berhenti.
3. Alihkan perhatian anak ke tempat lain