Sarjito menekankan bahwa pentingnya kesadaran finansial di kalangan generasi muda. Penggunaan pinjaman online untuk kebutuhan konsumtif dapat membawa dampak negatif yang serius pada keuangan pribadi mereka.
"Lebih dari sekadar memenuhi keinginan sesaat, kita juga perlu memikirkan dampak jangka panjang dari keputusan finansial kita," tambahnya.
Masalah ini juga mencerminkan kurangnya literasi keuangan di kalangan generasi muda. Banyak dari mereka belum memahami sepenuhnya konsekuensi dari utang dan kewajiban finansial.
Oleh karena itu, inisiatif pendidikan keuangan yang lebih luas perlu diterapkan, baik di tingkat sekolah maupun melalui kampanye-kampanye publik.
BACA JUGA:Penemuan Mayat Perempuan di Kamar Kontrakan Gemparkan Warga Prabumulih Utara
Selain itu, ada juga panggilan untuk lebih ketatnya pengawasan terhadap praktik pinjaman online.
OJK dan lembaga terkait lainnya perlu meningkatkan upaya pengawasan dan regulasi untuk melindungi konsumen, khususnya yang rentan terhadap praktik peminjaman yang tidak bertanggung jawab.
Dalam menghadapi tantangan ini, keterlibatan bersama antara pemerintah, lembaga keuangan, pendidik, dan masyarakat sangatlah penting.
Hanya dengan kerjasama yang solid, kita dapat membangun kesadaran finansial yang lebih baik di kalangan generasi muda dan mencegah penumpukan kredit macet yang merugikan bagi perekonomian secara keseluruhan.
Kesimpulannya, tingkat konsumtif yang tinggi dan kurangnya kesadaran finansial di kalangan generasi muda telah menyebabkan peningkatan kasus kredit macet pada pinjaman online.
Diperlukan langkah-langkah konkret untuk meningkatkan literasi keuangan dan mengawasi praktik pinjaman online guna melindungi konsumen dan menjaga stabilitas ekonomi secara keseluruhan.*