Selanjutnya, Bayu menyebutkan bahwa program SPHP memberikan alternatif beras murah kepada masyarakat. Menurutnya, perbandingan harga beras SPHP dengan merek lain saat ini lebih dari Rp 2.000 per kg.
"Program ini bertujuan agar harga tidak melonjak. Pada tahun 2023, perbandingannya sudah mencapai 1,3 kali lipat atau 130% dibandingkan tahun sebelumnya.
Bulan ini, peningkatannya mencapai 160% dibandingkan Januari tahun lalu. Program ini sangat dicari oleh masyarakat," ungkapnya.
Meskipun demikian, Bayu mengakui bahwa kedua program tersebut belum cukup efektif untuk menurunkan harga. Penurunan harga dapat terjadi jika produksi dalam negeri dapat memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat atau bahkan lebih.
BACA JUGA:Per CVT Rusak, Inilah 5 Tanda dan Penyebab Komponen Per CVT Pada Motor Matic Mengalami Kerusakan!
"Data menunjukkan bahwa SPHP dan bantuan pangan memang belum mampu menurunkan harga. Ini masih stagnan.
Penurunan harga bisa terjadi jika produksi dalam negeri mencukupi, sementara produksi kita saat ini hanya 30 juta ton, turun dari 31-32 juta ton. Pengeluaran Bulog sekitar 2,5 juta ton, tidak sampai 10%," tambahnya.
Sebagai catatan, data Panel Harga Pangan Nasional mencatat bahwa harga rata-rata nasional beras medium mencapai Rp 13.620 per kg dan beras premium Rp 15.500/kg.
Dalam satu minggu terakhir, terjadi kenaikan harga beras sebesar Rp 190 per kg untuk beras medium (dari Rp 13.430/kg) dan Rp 220 per kg untuk beras premium (dari Rp 15.280/kg).*