Dalam suasana perdebatan ini, penggemar dan kritikus film berselisih pendapat tentang kelayakan pembuatan film ini, dan apakah seharusnya menghormati seseorang yang terlibat dalam tuduhan serius.
Tuduhan pelecehan seksual yang pernah menimpa Jackson pada tahun 1993 dan 2003 berdampak besar terhadap citra publik dan karir komersialnya.
Meskipun dinyatakan tidak bersalah dalam persidangan tahun 2005, tuduhan tersebut terus menghantui namanya bahkan setelah kematiannya.
Antoine Fuqua, sutradara yang merasa terpanggil untuk mengisahkan kisah Michael, menyampaikan pandangannya bahwa Michael Jackson adalah sosok yang penuh kekuatan, karisma, dan kejeniusan musik luar biasa.
Fuqua merasa terinspirasi oleh karya-karya Jackson, terutama sebagai artis kulit hitam pertama yang bermain secara bergilir di MTV.
Bagi Fuqua, film ini adalah kesempatan untuk menggabungkan cinta musik dan sinematografi, merangkum pandangannya melalui musik dan gambar-gambar ikonik Michael Jackson.
Jaafar Jackson, keponakan yang memerankan peran Michael dalam film ini, menyampaikan rasa terhormat dan kebanggaannya dalam menghidupkan kembali kisah pamannya.
Meskipun pendapat penggemar terbagi, beberapa menekankan pentingnya untuk “bersantai” dan melihat kata “rumit” sebagai pengakuan terhadap kedalaman kehidupan seseorang.
BACA JUGA:Pj Walikota Palembang Ratu Dewa Ungkap 3 Kecamatan dengan Jumlah Penduduk Miskin Terbanyak
Dengan tanggal rilis pada April 2025, film “Michael” akan menjadi pusat perhatian. Meskipun kontroversi melingkupi proyek ini, akan menarik untuk melihat bagaimana film ini akhirnya menggambarkan kehidupan dan warisan Michael Jackson, serta bagaimana pertanyaan sensitif mengenai tuduhan pelecehan seksual akan dihadapi.(*)