Dengan kinerja impresifnya, Lai Ching-te kemudian menjabat sebagai perdana menteri Taiwan dari 2017 hingga 2019.
Kabinetnya yang berorientasi pada hasil mengusung lima tujuan kebijakan kunci, termasuk promosi budaya Taiwan, konsep Green Silicon Island, dan penciptaan masyarakat yang adil.
Sebagai seorang diplomat, Dr. Lai aktif dalam memperkuat hubungan internasional Taiwan. Pada Januari 2023, ia mulai menjabat sebagai ketua Democratic Progressive Party, menandai perannya yang semakin kuat dalam politik Taiwan.
Komitmen pada Demokrasi dan Kemandirian
Lai Ching-te memiliki pandangan yang jelas tentang pentingnya mempertahankan demokrasi dan kemandirian Taiwan. Kemenangannya dalam pemilihan presiden menegaskan bahwa masyarakat Taiwan mendukung langkah-langkah ini.
Dalam situasi geopolitik yang kompleks, Taiwan terus berhadapan dengan tekanan dari pihak China yang mengklaim kedaulatan atas pulau tersebut.
Melalui komitmennya, Lai Ching-te berjanji untuk memperkuat hubungan Taiwan dengan negara-negara demokrasi lainnya di dunia. Ini mencakup menjalin kerja sama ekonomi, budaya, dan politik yang lebih erat untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan Taiwan di tingkat global.
Menatap Masa Depan
BACA JUGA:Melihat Alasan Hyundai Ioniq 5 Terlaris Sepanjang Tahun, Bukan Hanya Soal Harga
Dengan latar belakang yang kaya dan rekam jejak yang mengesankan, Lai Ching-te siap memimpin Taiwan ke arah yang lebih baik.
Masa depan Taiwan di bawah kepemimpinannya diharapkan akan didorong oleh inovasi, pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, dan pertahanan yang kuat terhadap nilai-nilai demokrasi.
Pemilihan Lai Ching-te sebagai Presiden Taiwan mencerminkan keinginan kuat masyarakatnya untuk mempertahankan jati diri dan membangun masa depan yang lebih baik.
Di tengah ketegangan geopolitik, peran Taiwan sebagai pilar demokrasi di Asia semakin diperkuat dengan pemimpin yang berkomitmen pada kebebasan, demokrasi, dan kemandirian.*