Namun, kalender standar yang digunakan di seluruh dunia hanya memiliki 365 hari dan satu hari tambahan (tahun kabisat) ditambahkan setiap empat tahun untuk menutupi perbedaan tersebut.
BACA JUGA:Suzuki All New Satria F150: Ini Keunggulan Motor Underbone yang Perlu Kamu Ketahui
Sistem kalender ini dikenal dengan nama kalender Gregorian yang diperkenalkan oleh Paus Gregorius XIII pada tahun 1582.
Kalender Gregorian merupakan revisi dari kalender Julian yang digunakan sebelumnya, mengoreksi ketidakseimbangan kalender Julian yang hanya 365 hari.
Dalam kalender Masehi, semua tahun memiliki 365 hari, kecuali tahun yang habis dibagi 4, seperti 2004, 2008, 2012, dan 2016, yang dianggap sebagai tahun kabisat yang memiliki 366 hari.
Namun, ada pengecualian untuk tahun kabisat yang habis dibagi 100, misalnya 1900 atau 2100, dan tidak dianggap tahun kabisat jika habis dibagi 400, misalnya 2000.
BACA JUGA: Yamaha Jupiter Z1, Motor Bebek Aerodinamis dengan Bodi Ramping Untuk Kecepatan Maksimal
Tahun ini dimaksudkan sebagai tahun kabisat agar kalendernya bertepatan dengan orbit Bumi mengelilingi Matahari. Kecuali tahun kabisat, setiap tahunnya tertinggal enam jam dari rotasi bumi.
Selama 100 tahun, perbedaannya adalah sekitar 24 jam atau sehari, sehingga diperlukan tahun kabisat untuk mengimbangi ketidakseimbangan ini.
Kesimpulannya, karena Bumi membutuhkan waktu 365 atau 366 hari untuk mengelilingi Matahari, sistem kalender yang memprediksi tahun kabisat digunakan untuk menyeimbangkan persamaan ini. Nah, itu sebabnya ada 365 atau 366 hari dalam setahun.(*)