BACA JUGA:Ini Pandangan Islam Tentang Buzzer Penyebar Hoax dan Merusak Persatuan
Di zaman kontemporer seperti sekarang, berbagai jenis makanan dengan mudah dapat ditemui atau dipesan melalui aplikasi pesan makanan online. --Foto : Freepik.com
Bersyukur kepada-Nya adalah akhlak yang mulia. Dengan bersyukur, Allah akan menambahkan nikmat tersebut, sedangkan jika kita mengingkari nikmat-Nya, Allah dapat menambahkan siksa yang pedih, sebagaimana disampaikan dalam Al-Qur'an surat Ibrahim ayat 7, yang artinya:
"Dan (ingatlah) tatkala Pemelihara kalian mengumumkan bahwasanya jika kalian bersyukur, maka sungguh Aku akan tambah untuk kalian (akan nikmat). Dan jika kalian kufur, sesungguhnya siksa-Ku sangatlah pedih" (QS Ibrahim: 7).
Makanan merupakan salah satu rezeki dari Allah SWT yang patut disyukuri. Oleh karena itu, kita seharusnya tetap bersikap baik ketika menghadapi makanan yang tidak enak atau tidak sesuai dengan selera.
Ketika Rasulullah SAW mendapati makanan yang tidak sesuai dengan selera beliau, beliau akan menghindarinya tanpa mengucapkan apapun.
Beliau hanya akan menyantap makanan yang disukainya, sementara makanan yang tidak disukai akan dibiarkan tanpa disentuh.
An-Nawawi mengisahkan bahwa, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memakan dhabb (kadal gurun), bukan karena mengkritik makanan, tetapi hanya sebagai penjelasan bahwa beliau tidak menyukai makanan tersebut.” (Syarh Shahih Muslim)
Anjuran untuk tidak mengkritik makanan sejalan dengan menghargai karunia dari Allah SWT. Lebih dari itu, tidak mengkritik makanan juga merupakan bentuk menjaga perasaan orang lain yang sudah berusaha memasak atau memberikan makanan tersebut.
Sebaliknya, Islam menganjurkan untuk memuji makanan, meskipun sederhana, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
BACA JUGA:Bagaimana Etika Berdebat yang Baik sesuai Ajaran Islam, Simak Penjelasanya !
Dalam sebuah hadis dari Jabir RA, Nabi SAW meminta lauk kepada keluarganya, dan meskipun mereka hanya memiliki cuka, beliau memuji lauk tersebut. Beliau bersabda, "Sebaik-baik lauk adalah cuka. Sebaik-baik lauk adalah cuka" (HR Muslim).*