Kisah Kematian Pemimpin Turki yang Jenazahnya Ditimbun Batu Marmer 42 Ton, Nyata atau Disinfromasi?

Jumat 24-11-2023,03:00 WIB
Reporter : Hanida Syafrina
Editor : Hanida Syafrina

Selain itu, dia mengubah masjid Agya Sofia menjadi museum. Kalimat azan tidak menggunakan bahasa Arab melainkan diganti menjadi bahasa Turki.

Selain itu, Mustafa Kemal menggalakkan minum-minuman khamar di tempat umum dan mengubah majelis-majelis ilmu menjadi tempat-tempat lokalisasi pelacuran dan diskotik.

Tak hanya mengubah sistem pemerintahan Turki yang Islami menjadi sekuler. Mustafa Kemal juga memiliki sifat sombong sebagaimana Firaun.

Dalam suatu kesempatan Mustafa Kemal berpidato di hadapan para tentara X tentara Khilafah dalam pidatonya. Mustafa Kemal membanggakan dirinya dengan berkata kini sekarang siapa yang berkuasa aku atau Tuhan.

BACA JUGA:3 Alasan Pentingnya Memilih Mobil Keluarga yang Tepat, Keamanan dan Kenyamanan Perjalanan Bersama

Dengan perasaan takut para tentara itu serentak mengucapkan bahwa Tuan lebih berkuasa dari Tuhan. Senyum kesombongan mengukir di bibir Mustafa Kemal.

Tapi semua itu berhenti ketika periode akhirat Oktober 1938 saat itu Mustafa Kemal awalnya menderita penyakit kulit namun Mustafa Kemal menderita penyakit tambahan yakni malaria level dan penyakit kelamin.

Dokter pribadinya pun memberi salep dan dioleskan di kulitnya yang luka karena garukan dari kukunya dokter Abdullah Azzam dalam bukunya al-munaratul.

Menjelaskan prosesi ajal Mustafa Kemal attatur yang sangat mengerikan menurut dokter Abdullah Azzam sebuah cairan berkumpul di perutnya secara kronis tingkatannya melemah darah mulai mengalir dari hidungnya tanpa henti untuk mengeluarkan cairan dalam tubuhnya.

BACA JUGA:6 Mobil Murah Dibawah 10 Juta, Pilihan Terbaik untuk Jalan-jalan Bersama Keluarga

Dokter pun menusuk jarum di perutnya tapi hasilnya perutnya membusung dan kedua kakinya membengkak wajahnya pun menjadi pucat pasi dan terlihat seperti tengkorak.

Mustafa Kemal yang sedang sakit menderita itu kesehariannya dilengkapi rasa panas yang luar biasa lalu menjerit sampai terdengar di seluruh istana para pekerja istana sangat ketakutan.

Ketika Mustafa Kemal sudah mendidik karena kesakitan badannya yang panas hingga melebihi suhu normal membuatnya tak mau masuk istana Dia meminta di bawah ke tengah-tengah laut untuk menurunkan suhu tubuhnya tapi suhu tubuhnya selalu naik dan malah panas.

Akibat kanker hati dan penyakit lain yang menyiksanya, pagi hari tanggal 10 November 1938 Mustafa Kemal diumumkan mati oleh tim dokter istana.

BACA JUGA:Es Krim Tower Cone: Surga Kuliner Ramah Kantong di Palembang

Sakratul maut yang amat mengerikan bagi penghianat dan penghancur khalifah Usmani bahkan ketika akan proses pemakaman pun para ulama Turki menolak untuk menyolatkan jenazah busuk Mustafa Kemal.

Kategori :