Tabung ini umumnya digunakan untuk mengisi udara ke dalam balon helium, namun, keberadaan helium dalam tabung dapat menjadi ancaman serius.
Tidak hanya karena tabung dapat menampung jumlah helium yang lebih besar, tetapi juga karena gas tersebut dapat dilepaskan dengan kekuatan yang jauh lebih besar.
Seiring dengan peningkatan konsentrasi helium murni yang dihirup, tubuh akan mengalami kekurangan oksigen lebih lama.
Menghirup helium murni dapat menyebabkan kematian karena sesak napas hanya dalam hitungan menit.
BACA JUGA:Duh! Ratusan Pelajar SD-SMP di Prabumulih Diduga Keracunan Kue Sus
Selain itu, tindakan ini juga dapat memicu emboli gas atau udara, yang merupakan gelembung yang terperangkap di dalam pembuluh darah, memicu penyumbatan.
Akibatnya, pembuluh darah dapat pecah, mengakibatkan konsekuensi yang serius. Helium, dengan kekuatan besar, juga dapat memasuki paru-paru dan menyebabkan paru-paru pecah seketika.
Dalam kasus kematian mahasiswa Universitas Airlangga yang diduga disebabkan oleh menghirup helium, kita diingatkan akan bahaya dari tindakan ini.
Helium, yang sering dianggap sebagai gas yang aman, ternyata memiliki potensi risiko kesehatan yang serius ketika digunakan secara tidak tepat.
BACA JUGA:Inilah 7 Kebiasaan Buruk yang Dapat Merusak Tulang, Keseringan Duduk Salah Satunya!
Penting bagi kita untuk menyadari bahwa menghirup helium bukanlah tindakan yang aman, terutama jika dilakukan dengan cara yang tidak benar.
Dampak kesehatan yang mungkin muncul, baik dari menghirup helium dari balon maupun sumber lain, harus diwaspadai.
Masyarakat perlu diberi pemahaman yang lebih baik tentang risiko kesehatan yang terkait dengan penggunaan helium, sehingga dapat menghindari tindakan yang berpotensi berbahaya ini.*