PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Beberapa waktu lalu, kita dikejutkan dengan berita meninggalnya seorang mahasiswa Universitas Airlangga yang ditemukan tak bernyawa di dalam sebuah mobil.
Diduga kuat, kematian tersebut disebabkan oleh tindakan bunuh diri dengan menghirup helium. Kasus ini mengingatkan kita pada bahaya yang terkait dengan penggunaan gas helium yang sejatinya dianggap ringan dan tidak berbahaya.
Helium, gas yang umumnya dikenal sebagai pengisi balon, memiliki dampak yang serius pada kesehatan ketika dihirup.
Meskipun terasa ringan, helium dapat menjadi penyebab serius bahkan kematian jika tidak digunakan dengan benar.
BACA JUGA:Anakku Terlambat Bicara ! Ibu Harus Tau Beda Gifted dan Autisme.
Menurut informasi dari Healthline, menghirup helium akan menggantikan oksigen dalam tubuh kita. Sehingga, ketika seseorang mengambil napas setelah menghirup helium, yang mereka dapatkan adalah helium, bukan oksigen yang diperlukan oleh tubuh.
Efek Menghirup Helium dari Balon
Menghirup helium dari balon mungkin terdengar sebagai tindakan yang menyenangkan, terutama karena efek perubahan suara yang khas.
Namun, sebaiknya kita menyadari bahwa tindakan ini tidak sepenuhnya tanpa risiko. Efek samping yang mungkin muncul termasuk perubahan suara menjadi lebih melengking, disertai dengan rasa pusing, mual, dan sakit kepala ringan.
Meskipun dalam kebanyakan kasus menghirup helium dari balon tidak menimbulkan masalah fatal, terdapat catatan beberapa kasus di mana seseorang meninggal dunia akibat kesulitan bernapas setelah menghirup helium dari balon.
Oleh karena itu, penting untuk diingat bahwa meskipun helium dianggap sebagai hiburan yang sederhana, penggunaannya dengan cara yang tidak tepat dapat memiliki konsekuensi serius.
Risiko yang Lebih Fatal: Menghirup Helium dari Sumber Lain
Mayoritas kasus kematian atau dampak kesehatan yang parah terjadi ketika seseorang menghirup helium dari sumber lain, seperti tabung atau tangki bertekanan.