Gigitan Ular Mematikan: Pengobatan Gratis Tidak Membantu Mengatasi Wabah yang Merenggut 3.000 Nyawa di Nepal

Senin 09-10-2023,16:05 WIB
Reporter : nurdiana
Editor : Hanida Syafrina

Dataran Terai yang berbatasan dengan India adalah wilayah yang paling terdampak. Studi tahun 2022 bahkan mencatat adanya 37.661 kasus dan 3.225 kematian di 23 distrik Terai setiap tahun.

Ular seperti kobra, krait, dan ular beludak merupakan jenis-jenis ular berbisa yang paling berbahaya di wilayah tersebut.

Pemerintah Nepal telah mengklasifikasikan gigitan ular sebagai "bencana" dan Angkatan Darat Nepal mengoperasikan pusat pengobatan gigitan ular di 23 lokasi yang tersebar dari Jhapa hingga Kanchanpur.

Mencakup 18 distrik, yang dikelola oleh 62 personel Angkatan Darat dan didukung oleh 19 petugas kesehatan yang bekerja sama dengan pemerintah daerah.

BACA JUGA:Trik agar Mobil Irit Bahan Bakar! Beginilah Cara Benar Menghitung Konsumsi BBM

Menurut juru bicara Kementerian Kesehatan, Sameer Kumar Adhikari, Nepal telah menetapkan target pengurangan jumlah kematian akibat gigitan ular sebesar 50 persen pada tahun 2030, sesuai dengan tujuan WHO untuk mengurangi insiden gigitan ular.

Untuk mencapai target ini, pemerintah Nepal menjalankan berbagai program seperti meningkatkan kesadaran masyarakat, melatih petugas kesehatan, memperluas kapasitas pusat pengobatan gigitan ular, dan menyediakan obat anti bisa ular secara gratis.

Keshab Shrestha, walikota Kotamadya Buddhabhumi di distrik Kapilvastu, adalah salah satu perwakilan terpilih yang berperan penting dalam mengelola pusat pengobatan gigitan ular dan meningkatkan kesadaran tentang pencegahan gigitan ular.

Shrestha, yang telah menjabat sebagai walikota selama dua masa jabatan, mengungkapkan, "Untuk mencegah kematian akibat gigitan ular, kami telah mendirikan pusat perawatan di Gorusinghe dengan dukungan Angkatan Darat Nepal.

BACA JUGA:Palembang Bird Park Harus Beri Makanan Tambahan Untuk Jaga Kesehatan Hewan Saat Kabut Asap

Kami telah menyediakan fasilitas, petugas kesehatan, obat-obatan, dan ambulans yang diperlukan untuk mengoperasikan pusat tersebut."

Masalah Kemiskinan Juga Mempengaruhi

Penelitian yang dilakukan oleh para ahli dari BP Koirala Institute of Health Sciences pada tahun 2019-2020 menunjukkan bahwa 40% kematian akibat gigitan ular terjadi di pedesaan,.

Sementara 40% lainnya meninggal selama perjalanan menuju rumah sakit, dan sekitar 20% meninggal saat menjalani perawatan di rumah sakit.

BACA JUGA:Alami Gangguan Kecemasan Berlebihan / Anxiety ? Ustadz Adi Hidayat Punya Tips Ini Sebagai Obat

Pihak berwenang setempat mengakui bahwa masih banyak kasus gigitan ular lainnya di desa-desa terpencil yang tidak dilaporkan. Selain itu, keterlambatan dalam mencapai fasilitas medis, kurangnya infrastruktur kesehatan, dan kepercayaan pada dukun.

Kategori :