Jumputan Pelangi yang Selalu Menjadi Primadona di Kota Palembang
Palembang tidak hanya terkenal dengan kain songket. Tapi ada juga kerajinan kain jumputan atau kain pelangi.-Alika Ainun-foto pribadi
PALEMBANG, PALTV.CO.ID - PALEMBANG tidak hanya terkenal dengan kain songketnya. Tetapi ada kain unik lainnya di PALEMBANG yaitu kain Jumputan. Sebagian besar kain yang disebut juga kain pelangi ini banyak menarik minat masyarakat PALEMBANG hingga masyarakat di kota lain.
Salah satunya di Toko Batiq Colet yang tepat berlokasi di Tuan Kentang, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang. Kerajinan jumputan ini sukses menarik banyak pelanggan dengan tampilan jumputannya yang menakjubkan.
Kain jumputan yang merupakan produk kerajinan yang dibuat dengan teknik tie dye. Banyak kalangan masyarakat palembang yang menyebutnya dengan nama sebutan kain ikat tenun.
Seorang pengusaha kain jumpuan yang juga pemilik Batiq Colet, Riyah mengatakan, bisnis ini dulunya dijalankan oleh bapak H Buang pada tahun 1989. Dulu belum memiliki brand dan masih dijual dari orang keorang dengan modal awal Rp500.000. Cara ini dilakukan sampai ke tahun 2008.
BACA JUGA:Viral! Bocah SMP Kelas 1 di Lahat Minta Presiden Jokowi Tegakkan Keadilan
BACA JUGA:Kembang Tahu Pak Aan: Kuliner Tradisional yang Tetap Eksis di Tengah Gempuran Minuman Kekinian
Semakin berkembangnya usaha jumputan ini, berawal dengan nama brand Batik Kito pada tahun 2011 dengan modal Rp50.000.000. Lalu Butik Kito membuka toko di pasar 16 ilir. Dari situ semakin ramai pembeli, hingga akhirnya membuka brand baru bernama Batiq Colet pada tahun 2015 dan tetap eksis sampai sekarang.
Kain Jumputan yang merupakan kain tradisional Palembang ini dibuat dengan cara dipress. Dengan melalui tahapan yang sangat rumit, tentu akan memakan waktu yang panjang yaitu sekitar 1 minggu hingga 1 bulan untuk menghasilkan kain dengan gambar yang menakjubkan.
“Meskipun dibuat dengan serangkaian proses yang sama, namun corak antara kain yang satu dengan yang kain yang lain itu sangat berbeda dan dipastikan tidak ada yang sama. Sehingga jumputan yang terkesan ekslusif sangat terkenal dan banyak diminati masyarakat luas” Ujar agus selaku pegawai batiq colet.
Ada 50 motif lebih untuk kain jumputan ini, baik motif modifikasi maupun motif klasik. Tetapi motif yang banyak digunakan yaitu seperti motif bintik tujuh, bintik lima, bintik sembilan, kembang janur, cuncung (terong), dan lain sebagainya.
BACA JUGA:Jusuf Kalla: Sumpah Seorang Presiden Lebih Tinggi dari Undang Undang
Sebab pembuatan kain Jumputan yang sangat rumit, sehingga harga pasar rata-rata berkisar antara ratusan ribu hingga jutaan rupiah dengan tergantung dari bahan yang digunakan, tingkat kesulitan, dan gaya atau model busana yang dijahit.
Cara pembuatan dari kain jumputan ini yaitu pertama kain dipotong (biasanya menggunakan kain sutra dan katun) lalu digambar dengan menerapkan pola menggunakan pensil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: