Jejak Sejarah di Balik Keindahan Air Terjun Pipa Belanda di Kepahiang

Jejak Sejarah di Balik Keindahan Air Terjun Pipa Belanda di Kepahiang

Air Terjun Pipa Belanda di Desa Air Semiang Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu.--instagram.com/@muhammadfikriiakbar

KEPAHIANG, PALTV.CO.ID - Selain Bukit Hitam yang menawarkan petualangan trekking menantang bagi para pendaki, Desa Air Sempiang di Kabupaten KEPAHIANG Provinsi Bengkulu, juga memiliki destinasi alam yang tak kalah memukau, yaitu Air Terjun Pipa Belanda.

Perjalanan menuju air terjun dimulai dari jalan aspal dan memerlukan sekitar 30 menit dengan sepeda motor untuk mencapai pintu masuk.

Sebelum mencapai pintu masuk, kita harus melewati jalan tanah yang diberi lapisan papan dan batu semen.

Selama perjalanan, kita akan melintasi perkebunan teh dan kebun kopi, hingga akhirnya mencapai pintu masuk menuju Air Terjun Pipa Belanda.

BACA JUGA:Profil Marco Rossi: Pahlawan Metal Slug yang Tak Terkalahkan

BACA JUGA:Honda Maju Motor Ramaikan Event Piala bergilir Gubernur Sumsel 3x3 Showtime Basketball Championship Seri 2

Dari pintu masuk tersebut, pengunjung harus melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki selama sekitar 20 menit untuk mencapai air terjun. Rutenya cukup terjal, licin dan penuh dengan bebatuan.

Saat kita berjalan menuju air terjun, kita juga akan melihat sisa-sisa pipa yang merupakan peninggalan Belanda sebelum masa kemerdekaan, yang dahulu digunakan untuk keperluan masyarakat.

Pada saat ini, Sekretaris Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Air Sempiang, Poniran, menginformasikan bahwa mereka telah menghentikan sementara pembukaan objek wisata ini.

Namun, jika ada warga yang ingin melihatnya, mereka diperbolehkan, dengan biaya sebesar Rp5.000 jika membawa sepeda motor, dan Rp 3.000 jika berjalan kaki.

BACA JUGA:Pinjaman Bunga Rendah, Simak Simulasi Angsuran KUR BRI 2023

BACA JUGA:Butuh Dana Mendesak, Bingung! Buruan Ajuan Pinjaman KUR BRI 2023, Cicilan Cuma Rp30 Ribu per Hari

Poniran juga menjelaskan bahwa masih ada beberapa kendala yang dihadapi oleh pihaknya, tetapi mereka berencana secara bertahap memperbaikinya.

"Salah satu kendalanya adalah akses jalan menuju objek wisata ini, seperti yang sudah Anda lihat sebelumnya, harus melalui jalan tanah yang diberi lapisan papan dan batu semen," ujar Poniran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber