Penjelasan Nissan X Trail kurang diminati di Indonesia

Salah satu model yang mengalami nasib kurang peminat adalah Nissan X-Trail--youtube@fusebox
BACA JUGA:Redmi Note vs HP Rp2Jutaan: Siapa Layak Banget Buat Kamu?
Salah satu keluhan utama pengguna X-Trail adalah konsumsi bahan bakarnya yang boros.
Pada varian 2.5 liter, konsumsi bahan bakar di dalam kota hanya berkisar 1:6 hingga 1:8, jauh di bawah rata-rata kompetitornya.
Berat kendaraan yang mencapai 1.500–1.700 kg, desain aerodinamika yang kurang optimal, serta penggunaan transmisi CVT yang cenderung mempertahankan RPM tinggi membuat konsumsi BBM semakin tinggi.
Selain boros, X-Trail juga dikenal memiliki sejumlah penyakit bawaan yang berulang di tiap generasi. Bushing lower arm depan mudah pecah, EPS sering bermasalah, hingga transmisi CVT yang dinilai kurang tangguh.
BACA JUGA:Laptop Gaming Axioo Pongo 775 Idaman, Spek Gila Harga Aman?
Harga suku cadang Nissan yang lebih mahal dibandingkan kompetitornya turut memperburuk citra X-Trail di mata konsumen.
Biaya perawatan di bengkel resmi Nissan kerap lebih tinggi dibandingkan merek lain, termasuk Honda yang sudah lebih dulu dikenal dengan harga sparepart yang cukup tinggi.
Turun Nilai Jual & Salah Strategi Pasar
Kelemahan lain yang membuat X-Trail kurang diminati adalah nilai jual kembali yang rendah. Meski diluncurkan dengan harga premium, depresiasi X-Trail jauh lebih tinggi dibandingkan Honda CR-V.
Kondisi ini membuat banyak calon konsumen ragu membeli X-Trail baru karena khawatir dengan nilai jualnya di kemudian hari.
BACA JUGA:Redmi Note vs HP Rp2Jutaan: Siapa Layak Banget Buat Kamu?
BACA JUGA:Catat, Berikut Ketentuan Tiket Kereta Api bagi Anak-anak
Penilaian publik menyebut Nissan gagal membangun citra X-Trail sebagai SUV sejati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber