7 Mobil yang Sulit Dijual Kembali di Pasaran Indonesia: Alasan dan Pertimbangan

PALTV.CO.ID- Di Indonesia, banyak orang yang sudah mempertimbangkan harga jual kembali sebuah mobil bahkan sebelum mereka membelinya. 

Hal ini bukanlah kebiasaan yang salah, mengingat mobil merupakan aset yang cukup mahal. Namun, selain memperhatikan nilai jual, ada satu hal penting yang sering dilupakan, yaitu kemudahan dalam menjual kembali mobil tersebut

Menjual mobil langsung ke pengguna lain (user to user) memang bisa memberikan harga yang lebih baik dibanding menjual ke dealer, tetapi prosesnya sering kali lebih sulit dan membutuhkan waktu.

Beberapa mobil berikut ini dikenal cukup sulit untuk dijual kembali karena berbagai alasan, mulai dari masalah teknis hingga citra yang melekat pada model tertentu.

BACA JUGA:DJKI Tanggapi Fatwa MUI Jatim terkait Sound Horeg

BACA JUGA:CEO H. Dedi Suparman Beri Kejutan: Umrah ke-3 Gratis dan Wisata Hudaibiyah untuk 433 Jemaah

1. Nissan Grand Livina

Semua seri Grand Livina, mulai dari L10, L11, hingga L12 (Le Funder), dikenal sulit untuk dilepas di pasar mobil bekas. Mobil ini memiliki citra negatif, mulai dari dugaan mudah terbakar, tenaga mesin yang lemah, hingga biaya perawatan yang tinggi.

Selain itu, usia mobil yang sudah cukup tua, khususnya model L10 dan L11 yang terakhir diproduksi pada 2018, membuat kebutuhan akan peremajaan semakin besar.

Ketersediaan spare part orisinal Nissan juga jadi tantangan tersendiri, walau ada pilihan aftermarket di marketplace.

Masalah lainnya adalah minimnya bengkel resmi Nissan, yang membuat pemilik sering kewalahan dalam merawat kendaraan ini.

2. Honda Freed

Honda Freed sebenarnya memiliki kualitas bangunan yang baik dan fitur interior yang menarik. Namun, ruang baris ketiga yang sempit serta harga spare part dan biaya servis yang lebih mahal dibanding kompetitor membuat mobil ini kurang menarik di pasar mobil bekas.

Alasan mobil susah laku di pasar mobil bekas--foto: youtube@fusebox

Sumber: berbagai sumber