Karhutlah Kembali Terjadi di Sumsel, Sekitar 2 Hektare Lahan di Ogan Ilir Mulai Terbakar

Karhutlah Kembali Terjadi di Sumsel, Sekitar 2 Hektare Lahan di Ogan Ilir Mulai Terbakar-Luthfi-PALTV
PALEMBANG, PALTV.CO.ID– Kebakaran hutan dan lahan (karhutlah) kembali mengancam wilayah Sumatera Selatan. Setelah sebelumnya Musi Rawas Utara menjadi titik terbanyak karhutlah, kini giliran Kabupaten Ogan Ilir mulai menunjukkan tanda-tanda serius.
Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) Wilayah Sumatera Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Ferdian Krisnanto, mengatakan kebakaran lahan sudah mulai terjadi di wilayah Ogan Ilir.
“Nah, untuk sekarang, bulan Mei ini, Kabupaten Ogan Ilir sudah mulai terjadi. Sementara yang kemarin terjadi kebakaran lahan di Ogan Ilir kami hitung sekitar 2 hektaran,” ujar Ferdian.
Meskipun titik api mulai bermunculan, Ferdian menegaskan bahwa kondisi saat ini masih tergolong terkendali dan belum terlalu besar.
“Ini masih belum terlalu mengkhawatirkan. Kondisi baru mau mulai ke arah puncak kemarau,” jelasnya.
Puncak musim kemarau sendiri, diperkirakan akan terjadi pada bulan Juli hingga Agustus.
Ferdian mengungkapkan, salah satu faktor utama penyebab kebakaran ini diduga adalah akibat aktivitas warga yang membuka lahan dengan cara di bakar.
BACA JUGA:5 Hektare Lahan di Sumsel Terbakar, Aktivitas Manusia Diduga Jadi Penyebab
BACA JUGA:Teknologi Alpha, Bravia, dan Walkman Ada Di Smartphone Sony Xperia 1 VII
“Saat ini ada aktivitas manusia yang membuka lahan, terutama seperti di Ogan Ilir.” sebutnya.
Ia menjelaskan ebakaran di lokasi tersebut terjadi berulang kali di area yang sama.
“Kami masih mencari informasi, tapi itu kebakaran yang berulang di satu hamparan yang sama. Dan memang sepertinya ada pembersihan lahan di situ, mungkin akan ditanami palawija,” ungkapnya.
Untuk mengantisipasi kebakaran meluas, pihaknya bersama pemda telah melakukan patroli sejak April. “Kita sudah mulai patroli pencegahan di 41 desa, mulai April sampai saat ini. Wilayahnya meliputi OKI, Ogan Ilir, Muara Enim, PALI, dan MUBA,” terang Ferdian.
Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim Sumsel, Ferdian Krisnanto-Luthfi-PALTV
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: