Kenapa Transmisi CVT Lemot & Gampang Rusak ?

Kenapa Transmisi CVT Lemot & Gampang Rusak ?

Transmisi CVT Lemot & Gampang Rusak --Foto : fuse box

Pabrikan seperti Toyota dan Daihatsu memilih CVT karena efisiensinya dalam mengonversi tenaga mesin menjadi putaran roda tanpa kehilangan daya. Selain itu, CVT juga lebih hemat bahan bakar dan lebih ramah lingkungan, sesuai dengan regulasi emisi yang semakin ketat di berbagai negara, termasuk Indonesia.

BACA JUGA:Bikin Motor Makin Stabil! Ini 4 Jenis Spoiler Helm untuk Aerodinamika Maksimal

BACA JUGA:BYD Seal 05 DM-i PHEV dengan Jangkauan 2.000 Km Siap Meluncur di China 10 Februari

 

Mengapa CVT Terasa Lemot?

Stigma CVT sebagai transmisi yang lemot muncul karena karakteristik performanya yang mengutamakan efisiensi. Efek "rubber band" membuat respons akselerasi terasa tertunda, terutama saat pengemudi menginjak pedal gas secara mendadak.

Meskipun begitu, banyak mobil CVT modern sudah dilengkapi dengan mode sport untuk meningkatkan respons akselerasi.

 

Perawatan dan Umur Pakai CVT

Dari segi ketahanan, CVT memang cenderung memiliki umur lebih pendek dibandingkan AT. Hal ini disebabkan oleh konstruksi CVT yang melibatkan gesekan konstan antara pulley dan belt.

Namun, dengan perawatan yang tepat, seperti menghindari kebiasaan kickdown yang berlebihan dan menjaga injakan pedal gas secara halus, umur pakai CVT bisa diperpanjang.

BACA JUGA:Toyota Hardtop 2025: Perpaduan Desain Klasik dan Teknologi Modern

BACA JUGA:Menjelajah Tol Trans Jawa dengan Wuling Cloud EV: Uji Ketahanan dan Kenyamanan

Jika terjadi kerusakan, biaya perbaikan CVT bisa cukup mahal. Beberapa bengkel kini menawarkan perbaikan per bagian, tetapi sering kali disarankan untuk mengganti seluruh unit demi keandalan jangka panjang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber