Sistem Pendinginan Mobil Listrik Harus Mendapat Perhatian Khusus
Sistem Pendinginan Mobil Listrik--ilustrasi
PALTV.CO.ID - Dalam perkembangan industri kendaraan listrik, calon pembeli sering kali hanya terfokus pada aspek-aspek dasar seperti harga, desain, dan kapasitas baterai.
Namun, seiring dengan meningkatnya popularitas kendaraan listrik, aspek yang kurang terlihat seperti sistem manajemen termal ternyata menjadi salah satu komponen penting yang mempengaruhi kinerja dan umur panjang baterai.
Salah satu kasus yang baru-baru ini menjadi sorotan adalah masalah sistem pendinginan pada mobil listrik BMW, yang membuka mata banyak orang terhadap pentingnya memahami lebih dalam mengenai manajemen termal dalam kendaraan listrik.
Sistem pendinginan dalam mobil listrik memiliki peran vital dalam menjaga suhu baterai agar tetap stabil. suhu baterai yang tidak terkendali dapat menyebabkan degradasi, kerusakan, dan bahkan risiko pelarian termal yang berbahaya.
BACA JUGA:Astra dan Strateginya Menghadapi Dominasi Mobil Listrik China di Indonesia
BACA JUGA:Perkantoran dan Hotel di China Larang Mobil Listrik Parkir di Basement
menjaga kinerja baterai dan komponen listrik lainnya--Gambar : ilustrasi
Di sinilah pentingnya peran sistem manajemen termal untuk menjaga kinerja baterai dan komponen listrik lainnya.
Sebuah artikel yang diterbitkan oleh Autopian menyoroti masalah besar yang dialami oleh pemilik BMW i3, David Tracy, yang menghadapi kerusakan pada kompresor AC kendaraannya.
Tracy mengatakan “kerusakan ini tidak hanya berdampak pada kenyamanan berkendara, tetapi juga memengaruhi sistem baterai kendaraan. Kerusakan kompresor tersebut memunculkan fenomena yang disebut sebagai kematian hitam, di mana kegagalan sistem pendinginan menyebabkan kerusakan pada paket baterai”.
BMW mengakui bahwa beberapa model kendaraan listriknya, termasuk i3, i8, dan 330e, menggunakan sistem pendinginan baterai yang bergantung pada sirkulasi refrigeran AC langsung ke sel-sel baterai.
BACA JUGA:Alasan Mobil Listrik China Bisa Berjaya di Indonesia? Utamanya Soal Harga
Meskipun awalnya terlihat sebagai solusi yang efisien dan hemat biaya, kenyataannya, pendekatan ini justru memicu masalah besar. Beberapa pemilik kendaraan terpaksa menghadapi biaya perbaikan yang sangat tinggi, bahkan ada yang harus menghancurkan kendaraannya karena kerusakan yang sulit diperbaiki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber