Benarkah Tidak Boleh Potong Rambut dan Kuku Bagi Orang yang Berkurban ? Simak Penjelasannya!

Meski begitu, ada banyak pendapat para ulama tentang hadis larangan memotong rambut dan kuku tersebut.

Dilansir dari laman Nu Online, pemahaman ulama terhadap hadis tersebut dapat dinilai menjadi dua kategori. Pendapat pertama memahami hadis ini mengatakan bahwa Rasulullah SAW melarang orang yang berqurban memotong rambut dan kukunya. Sementara pendapat kedua mengatakan, yang dilarang itu bukan memotong rambut dan kuku orang yang berkurban, tetapi hewan yang akan diqurbankan.

Sementara itu, Mulla Al-Qari dalam Mirqatul Mafatih menyimpulkan. Menurut pendapat Imam Malik dan Syafi’i disunahkan tidak memotong rambut dan kuku bagi orang yang berqurban sampai selesai penyembelihan hewan qurban. Jika ia memotong kuku ataupun rambutnya sebelum penyembelihan hukumnya makruh tidak sampai diharamkan.

 BACA JUGA:Mana Lebih Baik, Berkurban dengan Hewan Berjenis Kelamin Jantan atau Betina?

Sementara itu,  Abu Hanifah berpendapat bahwa, memotong kuku dan rambut itu hukumnya mubah (boleh), tidak makruh jika dipotong, dan tidak sunnah pula jika tidak dipotong. Adapun Imam Ahmad mengharamkannya.

Itulah pendapat ulama terkait larangan memotong rambut dan kuku pada saat berqurban. Ada ulama yang menganjurkan, membolehkan, bahkan mengharamkan. Menurut Imam An-Nawawi dalam Al-Majmu’ beliau mengatakan bahwa, hikmah dari anjuran ini adalah agar seluruh tubuh di akhirat kelak diselamatkan dari api neraka. karena sebagaimana diketahui bahwa ibadah Qurban dapat menyelamatkan seseorang dari siksa api neraka.

Selain itu, ada juga pendapat bahwa larangan memotong rambut dan kuku ini disamakan dengan orang yang ihram. Artinya, selama sepuluh hari awal bulan Dzulhijjah tidak dibolehkan potong rambut dan kuku sebagaimana halnya orang ihram.

Demikianlah penjelasan tentang larangan memotong rambut dan kuku bagi orang yang berqurban. Semoga kita dapat memetik hikmah dari larangan ataupun perintah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Karena setiap perintah dan larangannya pasti ada hikmah baik yang diketahui maupun yang tidak diketahui.*

Sumber: berbagai sumber