Fenomena Rumah Kosong Yang Dikenal Dengan Istilah Akiya di Jepang

 Fenomena Rumah Kosong Yang Dikenal Dengan Istilah Akiya di Jepang

Fenomena Rumah Kosong Yang Dikenal Dengan Istilah Akiya di Jepang--freepik.com

PALEMBANG, PALTV.CO.ID,- Sebuah negara maju yang dikenal dengan teknologi canggih, budaya yang kaya, dan kehidupan perkotaan yang dinamis.

Jepang  kini dihadapkan pada masalah yang mengkhawatirkan: meningkatnya jumlah rumah kosong.

Fenomena ini menjadi sorotan karena tidak hanya mencerminkan perubahan sosial yang signifikan, tetapi juga menimbulkan pertanyaan tentang masa depan pemukiman dan ekonomi Jepang.

Data terbaru mengungkapkan bahwa hampir 9 juta unit rumah di Jepang atau sekitar 14 persen dari total rumah di negara tersebut kosong tak berpenghuni.

BACA JUGA: Palembang BSB Targetkan Sapu Bersih Laga Kandang PLN Mobile Proliga 2024 di PSCC

Berada dalam kondisi kosong dan tak berpenghuni dan terkesan sepi. Jumlah ini bahkan cukup untuk menampung seluruh penduduk Australia, dengan asumsi 3 orang per rumah.

Fenomena rumah kosong, yang dikenal dengan istilah Akiya di Jepang, meningkat lebih dari setengah juta unit dibandingkan dengan catatan sebelumnya pada tahun 2018.

Berdasarkan data resmi pemerintah tahun 2023. Bahkan, lembaga riset memperkirakan bahwa jumlah rumah kosong ini bisa mencapai 11 juta unit dan terus meningkat hingga 30 persen dalam satu dekade ke depan.

Akar masalah dari fenomena rumah kosong di Jepang  adalah penurunan populasi, terutama di pedesaan Jepang.

BACA JUGA:Kenali Keistimewaan Mitsubishi Pajero Sport Elite Limited Edition yang Langka dan Mewah!

Banyak pemilik rumah yang mewarisi properti dari generasi sebelumnya, namun tidak mampu atau tidak mau menempatinya, sehingga membiarkannya kosong atau bahkan ada yang menghancurkannya.

Di samping itu, ratusan ribu Akiya juga ditemukan di perkotaan, dibiarkan kosong dalam waktu yang lama.

Penurunan populasi menjadi faktor utama dalam kondisi ini. Dampaknya sangat besar terhadap masyarakat dan perekonomian Jepang secara keseluruhan.

Penuaan populasi, kurangnya kelahiran, dan urbanisasi yang meningkat telah menyebabkan penurunan jumlah penduduk di berbagai daerah, baik di pedesaan maupun di perkotaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber