Transformasi Divine! Perjalanan Spiritual Philip Mulryne dari Lapangan Hijau ke Altar

PALEMBANG, PALTV.CO.ID- Perjalanan hidup Philip Mulryne, seorang gelandang berbakat asal Irlandia Utara, merupakan sebuah kisah yang menginspirasi dari dunia sepak bola hingga panggilan spiritual yang mendalam.

Kisahnya memperlihatkan perjalanan dari sorotan kehidupan glamour sepak bola menuju pencarian makna yang lebih dalam dalam spiritualitas.

Mulryne lahir dan dibesarkan di jalan-jalan Belfast, di mana kecintaannya pada Manchester United dimulai. Bakatnya menarik perhatian para pencari bakat, membawanya memulai perjalanan sepak bola di Manchester United pada tahun 1994, menggenapi impian masa kecilnya.

Memulai karier di tim muda Manchester United adalah awal dari kesuksesannya. Pada usia 19 tahun, ia berhasil masuk ke tim utama, bermain bersama bintang-bintang sepak bola ternama seperti Roy Keane dan David Beckham.

BACA JUGA:Apa Saja Jenis Aki Motor yang Ada? Inilah 5 Jenis Aki yang Terdapat Pada Sepeda Motor!

Namun, dengan kesempatan terbatas di Old Trafford, Mulryne memutuskan untuk pindah ke Norwich pada tahun 1999, di mana ia mencatat 150 penampilan di liga.

Di tengah gemerlapnya kehidupan sebagai pesepakbola di Norwich, Mulryne mulai merasa kekosongan dalam dirinya. Cedera dan hingar-bingar dunia malam tidak lagi memberinya kebahagiaan yang dicari-cari.

Kemudian, Mulryne mulai menyadari bahwa kebahagiaan sejati tidak dapat ditemukan dalam popularitas dan kekayaan semata. Ia memutuskan untuk mengambil jeda dari sepak bola dan kembali ke Belfast, di mana ia terlibat dalam kegiatan sosial dan spiritual.

Melalui perjalanan itu, Mulryne menemukan kedamaian dan makna yang sejati dalam iman Katoliknya. Ia memutuskan untuk mengejar panggilan rohaninya dan menempuh pendidikan di bidang filsafat dan teologi.

Transformasi Divine! Perjalanan Spiritual Philip Mulryne dari Lapangan Hijau ke Altar--sumber foto: Instagram/@Plech.jacek

Pada tahun 2016, Mulryne ditahbiskan sebagai seorang diaken dalam Ordo Dominikan di gereja St. Saviour di Dublin, sebelum akhirnya menjadi imam dan melayani di gereja St. Mary’s Priory di Cork.

Keputusannya untuk meninggalkan karier sepak bola demi mendedikasikan hidupnya untuk pelayanan rohani telah mengejutkan banyak orang, termasuk teman-teman lamanya di dunia sepak bola.

Namun, bagi Mulryne, kebahagiaan dan kedamaian yang ia temukan dalam panggilan rohaninya jauh lebih berharga daripada segala kekayaan dan ketenaran yang pernah ia miliki.

Kisah hidup Mulryne memberikan inspirasi bagi kita untuk merenungkan apa yang sebenarnya membawa kebahagiaan dalam hidup, dan bahwa seringkali jalan menuju makna yang lebih dalam membutuhkan pengorbanan dan transformasi yang besar.(*)

Sumber: berbagai sumber