Menelusuri Perbedaan Tahun Baru Hijriah dan Masehi: Makna, Tradisi dan Konteks Budaya

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Berakhirnya tahun 2023 Masehi kita pun mengalami tahun baru, tahun 2024. Namun tahukah apa perbedaan tahun baru Hijriyah dan Masehi?

Waktu adalah sesuatu yang dialami semua makhluk hidup termasuk manusia. Kita semua mengalami perubahan yang sama seiring berjalannya waktu. Kita tidak dapat mempercepat waktu bahkan sedetik pun, memundurkan atau menghentikan waktu.

Meski setiap orang mempunyai waktu yang sama, namun mungkin saja mereka mempunyai waktu penghitungan yang berbeda-beda, seperti kapan menentukan tanggal atau menyambut tahun baru.

Ada beberapa jenis perayaan Tahun Baru di Indonesia. Misalnya Tahun Baru Masehi dan Tahun Baru Islam.

BACA JUGA:15 Macam Varian Kembang Api di Malam Pelepasan Menuju Tahun Gemilang

Perbedaan Tahun Baru Islam dengan Tahun Baru Masehi terletak pada sistem penanggalan yang digunakan. Perayaan Tahun Baru Islam menggunakan sistem kalender berdasarkan kalender Hijriah.

Sementara, perayaan Tahun Baru Masehi didasarkan pada kalender Masehi yang digunakan saat ini. Apalagi kedua peristiwa Tahun Baru ini berbeda dalam aspek sejarah.

Untuk mengetahui lebih jauh perbedaan Tahun Baru Islam dan Tahun Masehi, berikut beberapa perbedaan Tahun Baru Hijriyah dan Masehi yang bisa dijelaskan. Simak penjelasan dan catatannya berikut ini.

1. Terjadi pada 1 Januari dan 1 Muharam

BACA JUGA: Umat Kristiani Wajib Tahu! Ini 5 Rekomendasi Gereja untuk Ibadah di Palembang

Menelusuri Perbedaan Tahun Baru Hijriah dan Masehi: Makna, Tradisi, dan Konteks Budaya--unsplash/Vernon Raineil Cenzon

Tahun Baru Masehi berlangsung pada tanggal 1 Januari setiap tahun. Tahun Masehi itu berlangsung dari 1 Januari hingga 31 Desember.

Sedangkan bulan pertama penanggalan Hijriah adalah Muharram. Oleh karena itu, Tahun Baru Hijriah terjadi pada tanggal 1 Muharram. Peristiwa penting Islam dirayakan pada bulan Muharram. 

Pada bulan Muharram, Rasulullah SAW dan para sahabat hijrah dari Mekah ke Madinah. Hijrah ini untuk menghindari kezaliman dan aniaya terhadap kaum muslimin yang dilakukan kaum kafir di kota Mekkah.

Sumber: berbagai sumber