Terobosan Terapi Gen Berbasis CRISPR untuk Penyakit Sel Sabit Memperoleh Persetujuan di Inggris

Terobosan Terapi Gen Berbasis CRISPR untuk Penyakit Sel Sabit Memperoleh Persetujuan di Inggris

Terobosan terapi gen berbasis CRISPR untuk penyakit Sel Sabit dapat persetujuan di Inggris.--freepik.com/@freepik

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Badan pengawas di Inggris baru-baru ini memberikan persetujuan untuk pengobatan revolusioner pertama yang menggunakan metode pengeditan gen, dikenal sebagai Casgevy. Casgevy diharapkan dapat menyembuhkan penyakit sel sabit dan talasemia beta.

Produsennya Vertex Pharmaceuticals dari Boston, dan CRISPR Therapeutics dari Swiss, menyatakan bahwa sekitar 2.000 pasien di Inggris yang menderita penyakit sel sabit atau talasemia beta dapat memenuhi syarat untuk menerima pengobatan ini.

Diperkirakan bahwa Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat akan memberikan persetujuan untuk Casgevy pada bulan depan. Namun, biaya pengobatan ini diperkirakan mencapai jutaan Dolar per pasien.

Penyakit sel sabit yang disebabkan oleh cacat gen, menghasilkan pembentukan hemoglobin abnormal dan merusak sel darah merah, menyebabkan rasa sakit yang luar biasa.

BACA JUGA:Mana yang Anda Butuhkan, Mandi Air Panas atau Air Dingin? Begini Pandangan Para Ahli

Sekitar 100.000 orang Amerika, sebagian besar berkulit hitam dan Hispanik, diperkirakan menderita penyakit ini.

Casgevy menggunakan teknologi CRISPR untuk memotong DNA, mengaktifkan gen yang menghasilkan bentuk hemoglobin alternatif.

Pengobatan ini memberikan alternatif bagi transplantasi sumsum tulang yang sulit dilakukan karena kurangnya donor yang cocok.

Meskipun terapi gen menjanjikan penyembuhan, pengobatan ini memiliki tantangan, termasuk biaya tinggi dan kebutuhan akan kemoterapi intensif.

BACA JUGA:Perhatian! Bahan Makanan (Bukan Gula) Sehari-hari ini Meningkatkan Risiko Diabetes Tipe 2

Meski demikian, bagi pasien seperti Victoria Gray, yang mengalami perubahan hidup setelah menjalani pengobatan sel sabit, ini membuka awal baru yang penuh harapan.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber