Keunikan Masjid Cheng Hoo, Wisata Religi Hasil Akulturasi Budaya di Bumi Sriwijaya

Keunikan Masjid Cheng Hoo, Wisata Religi Hasil Akulturasi Budaya di Bumi Sriwijaya

Masjid Muhammad Cheng Hoo Sriwijaya di Kelurahan 15 Ulu Kecamatan Seberang Ulu I Kota Palembang, Rabu (22/3/2023).-Sandy Pratama-PALTV

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Sebagai kota tertua di Indonesia, Kota PALEMBANG memiliki keberagaman budaya yang memicu terjadinya akulturasi, bahkan di bidang religi. Hal tersebut terbukti dengan keberadaan Masjid Muhammad Cheng Hoo Sriwijaya di Kelurahan 15 Ulu Kecamatan Seberang Ulu I Kota PALEMBANG.

Menurut penjelasan pengurus Masjid Muhammad Cheng Hoo Sriwijaya Rudi Suyanto yang ditemui Rabu, 22 Maret 2023, Masjid Cheng Hoo atau Masjid Sriwijaya diresmikan pada tahun 2006 silam. Diprakarsai oleh Pengurus Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Sumatera Selatan serta tokoh masyarakat Muslim Tionghoa di Palembang.

Pada prasasti di halaman Masjid Muhammad Cheng Hoo Sriwijaya, terpahat lima belas nama para pendiri Yayasan Muhammad Cheng Hoo Sriwijaya. Mereka adalah A Herry Djohan, HA Afandi (Didi), H Edison Hasan, H Ekik Salim, H Hendra K, H Herriyanto, Herwansyah, Junaidi, H Karim Hasan, Merry Effendi, M Obrin Saleh, M Siddik, H Sulaiman K Kho, Yanto, dan Muhammad Solihin.

Sebagai sarana ibadah, Masjid Muhammad Cheng Hoo Sriwijaya dengan keunikan arsitekturnya juga dikenal sebagai spot wisata religi. Bahkan semenjak pandemi melandai, banyak pelancong yang mengunjungi masjid ini, baik untuk beribadah maupun sekedar mengabadikan momen.

BACA JUGA:JK Ajak Umat Islam di Palembang Makmurkan Masjid Selama Ramadan

BACA JUGA:Umat Hindu di Palembang Gelar Rangkaian Hari Nyepi


Pada prasasti di halaman masjid, terpahat lima belas nama para pendiri Yayasan Muhammad Cheng Hoo Sriwijaya, Rabu (22/3/2023).-Sandy Pratama-PALTV

“Alhamdulillah ramai, selama (pandemi) ini kan sepi. Orang yang datang ke sini (Masjid Muhammad Cheng Hoo Sriwijaya) ada yang beribadah, kadang juga foto-foto. Dari pengunjung ada juga yang bertanya ‘mengapa seperti kelenteng?’ Ya karena kebudayaan orang Cina, jadi kita bangun seperti kelenteng sebagai ciri khas dari orang yang mualaf,” ujar Rudi.

Dengan kapasitas sekitar seribu jemaah, arsitektur bangunan Masjid Muhammad Cheng Hoo Sriwijaya terbilang unik. Pada gaya arsitekturnya tampak perpaduan tiga budaya, yakni budaya Palembang, Tionghoa dan Arab.


Masjid Muhammad Cheng Hoo Sriwijaya di Kelurahan 15 Ulu Kecamatan Seberang Ulu I Kota Palembang, Rabu (22/3/2023).-Sandy Pratama-PALTV

Bangunan utama Masjid Muhammad Cheng Hoo Sriwijaya didominasi warna merah muda dengan pilar-pilar berwarna merah. Sementara kubah berwarna hijau dengan bulan sabit dan bintang layaknya masjid-masjid di Timur Tengah. Pada keempat sudut bangunan terdapat atap berbentuk limas berwarna hijau, salah satu bentuk rumah adat di Palembang.

Tak sampai di situ, Masjid Muhammad Cheng Hoo Sriwijaya juga dilengkapi dua menara serupa pagoda berwana merah. Masing-masing pagoda diberi nama “hablumminallah” dan “hablumminannas” yang berarti hubungan manusia dengan Allah dan hubungan dengan sesama manusia. Kedua menara itu punya lima tingkat yang melambangkan shalat lima waktu dalam sehari. Tinggi menara mencapai tujuh belas meter yang merupakan simbol dari jumlah rakaat yang harus dikerjakan setiap muslim dalam sehari.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: paltv