Yamaha Nmax Generasi Terbaru Alami Facelift Maut

Proporsi bagian depan disebut kurang proporsional jika dilihat dari samping, sementara bagian belakang dinilai terlalu dipaksakan dengan stop lamp tipis dan lampu sein terpisah.

Desain yang membelah selera konsumen ini tampaknya menjadi salah satu faktor utama penurunan minat.

Pasar Indonesia dikenal lebih menyukai perubahan bertahap—strategi yang diterapkan Honda pada PCX. Meski desain PCX juga terus berkembang, Honda tidak pernah meninggalkan bentuk dasar yang sudah diterima pasar luas.

BACA JUGA:Galaxy Tab A11 Usung Baterai Besar: Tablet Terjangkau dengan Daya Tahan Maksimal

BACA JUGA:PLN Operasikan Smart Microgrid Berbasis Energi Hijau di Nusa Penida Bali

Bukan Hanya soal Desain: Kredit Honda Lebih Mudah

Banyak pihak beranggapan bahwa PCX laku bukan hanya karena desain, tetapi juga karena kredit Honda yang lebih mudah.

Lebih dari 80 persen pembelian motor di Indonesia dilakukan melalui sistem kredit, sehingga kemudahan pembiayaan memegang peranan penting dalam penjualan.

Honda memiliki jaringan bisnis yang kuat dari hulu ke hilir, membuat kredit motornya lebih ringan dan mudah disetujui.

Namun jika alasan kredit adalah faktor utama, seharusnya PCX bisa mengungguli NMAX sejak lama. Faktanya, PCX baru kembali ke puncak setelah lahirnya NMAX generasi ketiga. Artinya ada faktor lain yang membuat konsumen menahan diri membeli NMAX baru.

BACA JUGA:Galaxy Tab A11: Tablet Murah Samsung yang Siap Guncang Pasar Entry-Level

BACA JUGA:PLN Operasikan Smart Microgrid Berbasis Energi Hijau di Nusa Penida Bali

Kutukan Generasi Ketiga Yamaha?

Fenomena ini memunculkan pertanyaan baru: apakah Yamaha kembali mengulang pola “kesalahan generasi ketiga”? Jika melihat sejarah.

Beberapa motor Yamaha memang mengalami penurunan minat ketika memasuki generasi ketiga—misalnya Jupiter Z setelah fase “Burhan”, Vixion generasi ketiga, Vega ZR, hingga Mio generasi ketiga.

Sumber: berbagai sumber