Ritual silat biasanya diadakan di luar desa atau tempat yang ditentukan oleh Pawang, dan jumlah peserta biasanya antara 15-25 orang.
Ritual ini diatur dengan baik, termasuk sesajian dan membakar kemenyan (dupa). Di dalam area ritual, ada pintu yang akan digunakan oleh mereka yang lulus ritual untuk pergi ke Gunung Dempo. Biasanya, hanya dua orang yang terpilih dari peserta ritual yang berangkat.
Calon murid berangkat dengan menunggangi seekor harimau. Dalam sekejap mata, mereka tiba di tempat tinggal Guru Besar di puncak Gunung Dempo.
Ritual semacam ini umumnya berlangsung di Kabupaten Bengkulu Utara, Mukomuko, Seluma, Bengkulu Selatan, Kaur, dan Krui. Mereka yang lulus akan menjadi murid sakti mandraguna.
Mereka yang diakui sebagai murid dari perguruan ini dapat berkomunikasi secara telepati, bahkan dalam jarak jauh. Konon, manusia harimau dapat berlari cepat seperti kilat. Pada zaman revolusi 1945, banyak pemuda yang tertarik dengan ilmu Harimau.
BACA JUGA:Jangan Anggap Sepele! Begini Dampak Jika Tidak Benar Memasang MCB Listrik Rumah
BACA JUGA:Bukan Hanya Gaya Tapi Juga Sehat, Manfaat Luar Biasa Mendengarkan Musik Beat!
Dalam cerita lama, musuh kesulitan mengejar mereka karena kemampuan berlari yang cepat. Namun, seiring berjalannya waktu, jumlah mereka yang mengejar ilmu ini semakin berkurang.
Itulah kisah tentang Manusia Harimau, dimulai dari ilmu silat Harimau atau silat Ulu, yang kemudian berkembang menjadi dukun sakti mandraguna, dan akhirnya kembali ke alam baka.(*)