PALEMBANG, PALTV.CO.ID- Kalender Jawa dan Kalender Masehi selalu beriringan di Indonesia, dengan Kalender Jawa masih tetap berperan hingga saat ini.
Kalender Jawa memiliki fungsi khusus dalam menghitung hari-hari yang baik, keberuntungan, dan kesesuaian antara pasangan.
Metode perhitungan Kalender Jawa berbeda dengan Kalender Masehi, yang menggabungkan peredaran bulan, siklus mingguan (saptawara), dan siklus harian (pancawara).
Sebagai contoh, hari ini ditandai sebagai Kamis Pahing, tanggal 6 Sapar 1957 dalam Kalender Jawa. Arti dari ini mencakup:
-Hari Kamis: Dalam tradisi Jawa, Kamis menggambarkan sifat "ahli surasa, mada, ngalem, lan lumuh kungkulan", yang dapat diartikan sebagai kemampuan dalam menganalisis, kecenderungan untuk menghina serta memuji, dan rasa tidak nyaman saat ada yang lebih unggul. Kamis juga mewakili kemampuan untuk menafsirkan sesuatu.
BACA JUGA:Pangdam 2 Sriwijaya Akan Keluarkan Intruksi Operasi Khusus Karhutla
BACA JUGA:Sidak Proyek Talud, Komisi III DPRD Meminta Pondasi Talud Dibangun Ulang Sesuai RAB
-Pasaran Pahing: Pasaran Pahing dihubungkan dengan sifat ambisius dan cerdik.
Orang yang lahir pada Kamis Pahing dikatakan memiliki sifat keras kerja. Namun, meskipun mereka memiliki dedikasi kuat terhadap pekerjaan, kemampuan berpikir mereka dianggap standar.
Artikel ini menggambarkan interpretasi dari buku "Kitab Primbon Jawa Serbaguna" yang mencoba menerangkan arti dari kombinasi hari dan pasaran dalam Kalender Jawa. Tidak perlu diambil secara serius, melainkan sebagai hiburan semata.(*)