Namun mampu mendatangkan penonton yang banyak. Lagipula penonton Indonesia yang masih memiliki budaya percaya hantu, sangat penasaran dengan cerita-cerita horor yang terjadi dibuatkan filmmnya.
BACA JUGA:Filosofi Hadist Nabi Tuntutlah Ilmu Sampai ke Negeri Cina
BACA JUGA:Rumah Limas Palembang Masih Jadi Primadona Masyarakat Berswafoto
Terlebih film-film horor Indonesia biasanya terkait dengan budaya dan kehidupan sosial, adat istiadat turun temurun. Film horor biasanya dibuat dengan tema yang lekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia sehari-hari.
Sehingga keterikatan emosional penonton dengan cerita film jadi klop. Film-film horor Indonesia biasanya mengambil judul yang merujuk pada tempat, kejadian, tokoh misteri dan lainnya. Sebut saja film horor KKN di Desa Penari, Pengabdi Setan, Inang dan lainnya.
KKN di desa Penari bahkan menjadi satu satunya film buatan Indonesia dengan genre horor yang terlaris sepanjang sejarah perfileman dengan penonton mencapai 9,2 juta penonton.
Hanya di Indonesia pula jenis-jenis hantunya banyak. Seperti kuntilanak, jin, pocong dan lainnya, yang tentu saja tidak ditemukan di negara-negara lain. Sehingga hantu-hantu inipun menjadi bagian dari judul film untuk menarik minat penonton.
BACA JUGA:Aktivitas Manufaktur Cina Lesu dan Bisnis Batubara Merana, Dampak bagi Bisnis Batubara Indonesia
BACA JUGA:Drakor Terbaru yang Tayang Bulan Agustus 2023! Begini Ringkasan Ceritanya
Beberapa film horor Indonesia juga dikombinasikan dengan genre komedi. Terlebih melibatkan pelawak dalam penggarapannya.
Film Suzanna malam jumat kliwon, dianggap seram karena malam jumat kliwon dalam tradisi masyarakat dianggap menakutkan dimana biasanya setan setan atau hantu gentayangan menunjukan keberadaan mereka.
Mahluk halus di malam Jumat kliwon biasanya akan datang menampakan diri di tempat tempat yang seram dan sepi. Adat Jawa terutama melakukan banyak larangan-larangan beraktifitas di luar rumah. Karena mahluk lelembut ini keluar pada malam Jumat kliwon dan menampkan diri.*